3 Tokoh Pendidikan Internasional yang Mempengaruhi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Siapakah tokoh-tokoh pendidikan internasional yang mempengaruhi pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan? Ki Hadjar Dewantara bukan hanya dikenal sebagai tokoh pergerakan nasional, tetapi juga sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Pemikirannya yang visioner telah membentuk fondasi sistem pendidikan nasional hingga saat ini. Namun, sedikit yang tahu bahwa gagasan-gagasan pendidikannya juga dipengaruhi oleh tokoh-tokoh pendidikan dunia.

Pendidikan merupakan pilar utama dalam membentuk peradaban suatu bangsa. Di Indonesia, nama Ki Hadjar Dewantara dikenal luas sebagai pelopor pendidikan nasional yang merumuskan filosofi pendidikan berdasarkan asas kemerdekaan, kebudayaan, dan pembentukan karakter.

Namun, pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara tidak terbentuk dalam ruang hampa; ia banyak terinspirasi oleh tokoh-tokoh pendidikan internasional yang lebih dahulu mengembangkan teori dan praktik pendidikan progresif. Perjalanan intelektualnya, termasuk saat belajar dan mengamati sistem pendidikan di Eropa, membuka wawasannya terhadap pendekatan-pendekatan pendidikan yang menekankan kebebasan berpikir, pembelajaran yang aktif, serta hubungan yang harmonis antara guru dan murid.

Artikel ini akan mengulas siapa saja tokoh-tokoh pendidikan dunia yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara, serta bagaimana gagasan-gagasan mereka terefleksi dalam sistem pendidikan yang beliau rintis di Indonesia.

Tokoh Pendidikan Internasional yang Mempengaruhi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam membentuk pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan? Setidaknya ada tiga tokoh internasional yang cukup berpengaruh, yaitu:


1. Friedrich Frobel

Frobel adalah tokoh pendidikan asal Jerman yang dikenal sebagai pendiri konsep taman kanak-kanak (kindergarten). Ia menekankan pentingnya bermain sebagai metode pembelajaran, serta percaya bahwa pendidikan harus selaras dengan kodrat anak.

Pengaruh Frobel terlihat jelas dalam konsep Taman Siswa, lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hadjar. Dalam Taman Siswa, pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan, penuh permainan, namun tetap terarah.


2. Maria Montessori

Maria Montessori adalah tokoh pendidikan dari Italia yang dikenal dengan metode Montessori. Ia mengembangkan pendekatan pendidikan yang menekankan pada kemandirian, kebebasan dalam belajar, dan penggunaan alat bantu edukatif.

Montessori juga sempat berkunjung ke Taman Siswa di Yogyakarta, yang membuat pengaruhnya kian terasa. Gagasan Montessori tentang pentingnya lingkungan belajar yang mendukung perkembangan alami anak sangat selaras dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar.


3. Rabindranath Tagore

Penyair dan filsuf asal India ini adalah peraih Nobel Sastra pertama dari luar Eropa. Selain sebagai sastrawan, Tagore juga seorang pendidik yang mendirikan sekolah Santiniketan, tempat pendidikan berbasis alam dan kebebasan berpikir.

Ki Hadjar bertemu dan berdialog dengan Tagore saat kembali dari studinya di Belanda. Kunjungan Tagore ke Taman Siswa pada tahun 1927 juga memperkuat kedekatan pemikiran antara keduanya, terutama dalam hal kebebasan berpikir dan pendidikan yang membebaskan dari tekanan.


Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara

Mengutip dari Kompas.com, Ki Hadjar mendefinisikan pendidikan sebagai upaya memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak secara seimbang. Tujuannya ada tiga:

  1. Membentuk pekerti yang halus dan berbudi.
  2. Meningkatkan kecerdasan berpikir.
  3. Menjaga dan mengembangkan kesehatan jasmani.

Untuk mencapai hal itu, beliau merumuskan tiga semboyan pendidikan yang sangat dikenal:

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha: Di depan memberi teladan.
  • Ing Madya Mangun Karsa: Di tengah memberi semangat.
  • Tut Wuri Handayani: Di belakang memberi dorongan.

Visi Pendidikan Ki Hadjar: Pendidikan yang Memerdekakan

Menurut Ki Hadjar, pendidikan adalah proses yang harus membebaskan anak dari ketidaktahuan, egoisme, dan sifat negatif lainnya. Pendidikan ideal adalah yang memerdekakan lahir dan batin, bukan yang menekan atau memaksa.

Ia mengkritik keras pendidikan bergaya Barat yang menekankan unsur “regering, tucht, orde” (perintah, hukuman, ketertiban), karena menurutnya hal itu akan merusak perkembangan budi pekerti anak. Pendidikan seharusnya menumbuhkan nilai kasih sayang, kejujuran, kesopanan, dan kedamaian.


Pancadharma: Lima Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar merumuskan lima asas pendidikan, yang dikenal sebagai Pancadharma, yaitu:

  1. Kodrat Alam
    Pendidikan harus selaras dengan perkembangan alami anak.
  2. Kemerdekaan
    Pendidikan harus membebaskan batin, pikiran, dan tenaga peserta didik.
  3. Kebudayaan
    Pendidikan harus hidup dan berkembang sesuai zaman.
  4. Kebangsaan
    Menumbuhkan semangat cinta tanah air tanpa diskriminasi.
  5. Kemanusiaan
    Mendidik peserta didik untuk menjalin persahabatan lintas bangsa.

Kesimpulan

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tidak lahir dalam ruang hampa. Ia dipengaruhi oleh Frobel, Montessori, dan Tagore, namun dengan cerdas mengadaptasi dan mengembangkan ide mereka sesuai dengan nilai-nilai budaya, kemanusiaan, dan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Warisan pemikirannya tetap relevan hingga kini, menjadi panduan bagi dunia pendidikan yang ingin melahirkan manusia yang merdeka, berbudaya, dan beradab.


Semoga artikel ini menginspirasi kita semua untuk terus menumbuhkan pendidikan yang berpihak pada anak dan memerdekakan setiap jiwa yang belajar.