

Kamu pasti sering dengar istilah flexing terutama di media sosial dan percakapan sehari-hari. Tapi, sebenarnya apa sih arti kata flexing dalam bahasa gaul? Flexing itu istilah yang dipakai buat menggambarkan seseorang yang pamer sesuatu, entah itu harta, penampilan, atau prestasi, supaya terlihat keren di mata orang lain. Misalnya, kamu lihat teman posting foto mobil mewah atau baju branded, itu bisa disebut flexing.
Nah, kalau kamu dengar istilah cowok flexing, biasanya itu artinya pria yang lagi pamer, entah soal penampilan, kekuatan otot, atau barang-barang mewah yang dia punya. Tapi, bukan cuma soal barang, flexing juga bisa dalam bentuk menunjukkan kelebihan diri di berbagai aspek. Kata flex sendiri sebenarnya artinya menekuk atau menunjukkan otot, jadi maknanya berkembang jadi pamer kelebihan.
Tujuan flexing biasanya untuk menarik perhatian atau meningkatkan rasa percaya diri, tapi kadang malah bikin orang lain merasa iri atau gak nyaman. Bahkan, ada istilah over flexing yang artinya pamer berlebihan sampai terlihat norak atau berlebihan banget dalam bahasa gaul.
Di media sosial, flexing sering banget terjadi karena itu jadi tempat mudah buat pamer kehidupan, barang, atau prestasi. Tapi, walaupun terlihat keren, flexing juga punya dampak negatif, misalnya bikin hubungan jadi kurang sehat atau membuat seseorang kehilangan rasa syukur. Bahkan dalam Islam, sikap pamer seperti flexing ini sebenarnya kurang dianjurkan karena bisa memicu sifat sombong. Jadi, penting juga tahu batasan dan makna sebenarnya dari flexing supaya gak salah langkah.
Dalam bahasa gaul saat ini, flexing adalah istilah yang berarti pamer atau menunjukkan sesuatu kepada orang lain untuk membuat mereka terkesan. Biasanya, flexing dilakukan dengan cara memamerkan barang mewah, kemampuan, prestasi, atau gaya hidup yang keren.
Flexing sering muncul di media sosial seperti Instagram, TikTok, atau Twitter, di mana seseorang mengunggah foto, video, atau cerita yang menunjukkan sesuatu yang dianggap keren atau berharga.
Kata ini berasal dari bahasa Inggris “flex” yang artinya “menekuk” atau “menonjolkan,” yang diartikan secara kiasan sebagai “menonjolkan diri.”
Intinya, flexing adalah perilaku ingin dilihat hebat oleh orang lain, biasanya dengan menunjukkan sesuatu yang mewah atau spesial.
Contoh flexing yang paling umum adalah seseorang mengunggah foto memakai barang bermerek mahal seperti tas branded, jam tangan mahal, mobil sport, atau liburan ke tempat mewah.
Contoh lainnya adalah memamerkan kemampuan khusus seperti skill main gitar, hasil olahraga, atau pencapaian akademik dengan tujuan membuat orang lain kagum.
Misalnya, posting foto dengan caption “Liburan ke Bali lagi nih, siapa yang mau ikut?” atau menunjukkan saldo rekening bank di video pendek juga termasuk flexing.
Flexing juga bisa berupa membanggakan sesuatu yang sebenarnya biasa saja, tapi dibuat seolah-olah sangat keren.
Kalau kamu dengar istilah cowok flexing, itu biasanya merujuk pada laki-laki yang pamer atau menunjukkan sesuatu yang dianggap keren untuk menarik perhatian, terutama dari lawan jenis atau teman sebaya.
Misalnya, cowok yang pamer motor atau mobil baru, gaya pakaian keren, kemampuan olahraga, atau prestasi yang dia dapatkan.
Tujuannya biasanya untuk meningkatkan rasa percaya diri, mendapatkan pengakuan, atau sekadar iseng menunjukkan keunggulan dirinya.
Namun, kadang cowok flexing juga bisa dianggap berlebihan dan terkesan sombong jika tidak bijak.
Secara harfiah, flex artinya menekuk atau melenturkan otot. Dalam bahasa gaul, flex berarti pamer atau menunjukkan sesuatu dengan tujuan menarik perhatian.
Misalnya, kalau kamu bilang “He’s flexing his new watch,” berarti dia sedang pamer jam tangan barunya.
Jadi, flex bisa diartikan sebagai tindakan menunjukkan atau memamerkan sesuatu dengan cara yang menonjol agar dilihat orang lain.
Mengunggah foto dengan mobil mewah dan caption “New ride, siapa yang mau tumpang?”
Posting video latihan gym sambil tunjukkan otot.
Memamerkan saldo rekening atau transaksi pembelian barang mahal.
Meng-upload foto liburan di tempat eksotis dengan caption “Living the dream!”
Menunjukkan koleksi sepatu branded yang baru dibeli.
Tujuan flexing biasanya untuk menarik perhatian, mendapatkan pengakuan, atau menunjukkan status sosial kepada orang lain. Dengan flexing, seseorang ingin terlihat keren, sukses, atau lebih hebat di mata orang lain.
Selain itu, flexing juga bisa menjadi cara untuk membangun rasa percaya diri dan eksistensi di lingkungan sosial, terutama di media sosial.
Kadang, flexing juga dilakukan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain dengan menunjukkan pencapaian atau gaya hidup yang positif.
Namun, tidak jarang tujuan flexing juga bersifat negatif, seperti mencari perhatian secara berlebihan atau menutupi rasa tidak percaya diri.
Over flexing berarti pamer secara berlebihan atau berlebih-lebihan sampai terkesan sombong dan tidak natural. Orang yang over flexing sering kali menunjukkan sesuatu dengan cara yang membuat orang lain merasa risih atau tidak nyaman.
Misalnya, terus-menerus membanggakan barang mewah setiap saat tanpa henti, atau pamer kemampuan yang sebenarnya tidak sehebat itu.
Over flexing biasanya dianggap kurang sopan dan bisa membuat citra seseorang menjadi buruk karena dianggap narsis atau tidak rendah hati.
Media sosial adalah tempat utama terjadinya flexing. Banyak orang menggunakan platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook untuk menunjukkan gaya hidup, pencapaian, atau barang-barang mewah yang mereka miliki.
Flexing di media sosial bisa berupa foto, video, story, atau status yang bertujuan untuk mendapatkan like, komentar, dan pengakuan dari followers.
Meski flexing di media sosial dapat memotivasi orang lain, namun jika berlebihan bisa menimbulkan efek negatif seperti iri hati, tekanan sosial, atau mengundang komentar negatif.
Flexing otot adalah salah satu bentuk flexing yang paling umum, terutama di kalangan yang suka olahraga atau gym. Ini berarti menonjolkan atau memamerkan otot dengan cara menekuknya untuk menunjukkan hasil latihan.
Contoh paling sederhana adalah pose di depan cermin sambil menunjukkan otot bisep atau perut six-pack.
Flexing otot biasanya dilakukan untuk menunjukkan bahwa seseorang rajin berolahraga dan menjaga bentuk tubuhnya.
Dalam Islam, perilaku flexing bisa menjadi hal yang kurang dianjurkan jika sampai menimbulkan sifat sombong, riya, atau ujub. Islam mengajarkan untuk bersikap rendah hati dan tidak pamer kelebihan kepada orang lain.
Namun, jika flexing dilakukan dengan niat yang baik, seperti memotivasi orang lain atau berbagi berkah, maka hal itu bisa diterima selama tidak melampaui batas.
Sikap moderat dan ikhlas sangat dianjurkan agar tidak terjebak dalam perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Dalam konteks hubungan, flexing bisa berarti seseorang yang berusaha menunjukkan kelebihan dirinya untuk menarik perhatian pasangannya atau mendapatkan penghargaan.
Misalnya, pamer perhatian, hadiah mahal, atau kesuksesan dalam karier agar pasangan merasa bangga.
Namun, flexing dalam hubungan harus dilakukan dengan tulus, bukan hanya untuk memanipulasi atau mendapatkan keuntungan.
Jika berlebihan, flexing bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan ketidakjujuran dalam hubungan.
Flexing punya dampak positif dan negatif. Positifnya, flexing bisa meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, dan membuat seseorang lebih dihargai dalam lingkungan sosial.
Namun, dampak negatifnya juga cukup besar, seperti menimbulkan kesan sombong, iri hati di antara teman, stres karena harus terus tampil sempurna, dan hubungan sosial yang kurang sehat.
Flexing yang berlebihan juga bisa membuat seseorang kehilangan rasa empati dan keaslian dalam bertindak.
Jadi, flexing itu sebenarnya lebih dari sekadar pamer barang atau penampilan, tapi juga soal bagaimana kita menunjukkan kelebihan diri di hadapan orang lain. Meski terlihat keren dan bisa meningkatkan rasa percaya diri, penting banget untuk ingat bahwa flexing yang berlebihan atau over flexing justru bisa bikin orang lain merasa gak nyaman atau bahkan merusak hubungan. Apalagi kalau sampai lupa syukur dan jadi sombong, itu malah nggak baik, termasuk menurut ajaran Islam.
Kalau kamu ingin tampil percaya diri, nggak ada salahnya kok, tapi tetap harus ada batasnya supaya nggak terkesan pamer atau lebay. Ingat, nilai diri kita nggak hanya dilihat dari apa yang kita punya atau tunjukkan, tapi dari sikap dan cara kita memperlakukan orang lain. Jadi, yuk mulai sekarang lebih bijak dalam flexing dan gunakan energi positif buat hal-hal yang membangun!
Disclaimer:
Seluruh konten yang dipublikasikan di DomainJava ditujukan untuk tujuan informasi dan edukasi. Kami tidak menyarankan maupun mendukung akses ke tautan yang melanggar hukum atau kebijakan yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas pada:
Catatan Penting:
DomainJava tidak bertanggung jawab atas tindakan pengguna setelah mengakses tautan eksternal yang disertakan dalam postingan. Kami menganjurkan pengguna untuk selalu berhati-hati dan bertindak secara bijak, serta memastikan bahwa setiap aktivitas online dilakukan secara legal dan bertanggung jawab.
Jika Anda menemukan tautan yang mencurigakan atau tidak sesuai, silakan hubungi kami melalui halaman kontak untuk peninjauan lebih lanjut.