Kalau kamu sering ngobrol sama teman atau scroll media sosial, mungkin pernah nemuin kata “mereun” yang dipakai dalam obrolan sehari-hari. Tapi, tahu nggak sih sebenarnya “mereun” itu artinya apa? Kadang kata-kata gaul atau istilah lokal suka bikin bingung, apalagi kalau kita gak terbiasa pakai atau dengerin dalam percakapan.
“Mereun” sendiri sebenarnya berasal dari bahasa daerah, terutama dalam bahasa Sunda. Dalam konteks bahasa Sunda, kata ini punya arti yang cukup unik dan sering dipakai buat menggambarkan suatu keadaan atau perasaan tertentu. Namun, maknanya bisa berbeda-beda tergantung bagaimana dan di mana kata itu digunakan.
Kalau kamu penasaran dan pengen tahu lebih dalam soal arti kata “mereun,” kamu nggak sendirian kok. Banyak juga yang masih bingung, apalagi kalau kata ini muncul tiba-tiba dalam percakapan santai atau chat grup. Makanya, penting buat kita belajar arti kata-kata seperti ini supaya nggak ketinggalan zaman dan bisa lebih asik komunikasi dengan teman.
Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas apa sih sebenarnya arti “mereun,” gimana penggunaannya, dan juga contoh pemakaian yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak supaya makin paham dan nggak salah kaprah!
Mereun Artinya Mereun Itu Apa?
Kata “mereun” dalam bahasa Sunda punya arti yang cukup spesifik dan sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Mereun bisa diartikan sebagai ‘nampak malu’, ‘ragu-ragu’, atau ‘seolah-olah’. Kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan perasaan sedikit malu atau enggan ketika menghadapi sesuatu.
Misalnya, kalau seseorang bilang:
“Uing mah mereun, teu wani ngomong langsung.”
Artinya kurang lebih:
“Aku itu malu, tidak berani ngomong langsung.”
Selain itu, mereun juga bisa dipakai untuk mengekspresikan suatu sikap yang seakan-akan, contohnya:
“Mereun bae, teu daek nulungan.”
Artinya:
“Hanya pura-pura saja, tidak mau membantu.”
Jadi, mereun mengandung nuansa sikap atau perasaan yang tidak sepenuhnya jujur atau terbuka, bisa juga berupa rasa malu atau enggan.
Apa Arti Meren dalam Bahasa Sunda?
Seringkali orang bingung antara “mereun” dan “meren”, karena keduanya hampir mirip secara pengucapan. Namun, dalam bahasa Sunda, “meren” adalah bentuk lain dari kata kerja yang berarti ‘melihat’ atau ‘menatap’.
Misalnya dalam kalimat:
“Aing keur meren ka lauk di situ.”
Artinya:
“Saya sedang melihat ikan di sana.”
Selain itu, “meren” juga bisa berarti berpikir atau memperhatikan sesuatu dengan seksama, bukan hanya sekadar melihat.
Kadang “meren” juga dipakai dalam konteks perasaan atau memikirkan sesuatu, seperti:
“Meren wae ka kamari nu geus kaliwat.”
Artinya:
“Hanya memikirkan masa lalu yang sudah lewat.”
Jadi, meren dalam bahasa Sunda bisa berarti melihat, memandang, atau memikirkan sesuatu.
Ceunah Artinya Apa?
Kata “ceunah” sangat populer dalam bahasa Sunda, terutama dalam komunikasi informal dan percakapan sehari-hari. Secara harfiah, ceunah berarti “katanya”, “menurut dia”, atau “berdasarkan apa yang dia bilang”.
Misalnya:
“Ceunah besok moal aya ulangan.”
Artinya:
“Katanya besok tidak ada ujian.”
Kata ini biasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang didengar dari orang lain, mirip dengan kata “katanya” dalam bahasa Indonesia. Jadi kalau kamu dengar sesuatu tapi belum pasti, kamu bisa menggunakan “ceunah” untuk menyatakan bahwa itu masih berupa kabar atau cerita dari orang lain.
Apa Bahasa Sundanya Mungkin?
Dalam bahasa Sunda, kata “mungkin” bisa diterjemahkan dengan beberapa kata tergantung pada konteks kalimatnya. Kata yang paling umum digunakan adalah “meureun” atau “barangkali”.
Meureun: kata yang paling sering dipakai untuk menyatakan kemungkinan.
Contoh kalimat:
“Meureun manehna bakal datang.”
Artinya:
“Mungkin dia akan datang.”
Barangkali: juga berarti kemungkinan, tapi biasanya dipakai dalam konteks yang agak formal atau untuk menyatakan kemungkinan yang agak kecil.
Contoh kalimat:
“Barangkali cuaca bakal hujan sore ini.”
Selain itu, ada juga kata lain yang digunakan untuk kemungkinan, seperti “kamungkinan”, tapi itu lebih jarang dipakai dalam bahasa Sunda sehari-hari dan cenderung masuk ke bahasa Indonesia.
Kesimpulan
Bahasa Sunda kaya dengan kosakata yang unik dan penuh warna, seperti:
Mereun yang bermakna rasa malu, ragu, atau pura-pura.
Meren yang berarti melihat, memandang, atau memikirkan.
Ceunah yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari orang lain, artinya “katanya”.
Meureun atau “barangkali” sebagai padanan kata untuk “mungkin”.
Mengenal arti kata-kata ini tidak hanya memperkaya wawasan bahasa, tapi juga membantu kita lebih paham budaya dan cara berkomunikasi orang Sunda. Apalagi di zaman sekarang, kata-kata ini sering muncul di media sosial dan chat sehari-hari, membuat kita semakin dekat dengan keunikan bahasa daerah.
Kalau kamu mau, aku bisa juga bantu buatkan artikel tentang ungkapan-ungkapan Sunda lain yang keren dan sering dipakai. Gimana?
