Apa Arti Shadaqallahul ‘Azhim? Makna dan Tulisan Arab yang Benar

Kalau kamu sering baca Al-Qur’an, pasti udah nggak asing lagi dengan kalimat “Shadaqallahul ‘Azhim” yang biasanya diucapkan setelah selesai membaca. Tapi, pernah nggak sih kamu mikir, sebenarnya kalimat itu artinya apa, dan kenapa kita membacanya? Nah, kali ini kita bakal bahas secara ringan tapi tetap lengkap, biar makin paham maknanya.

Banyak orang yang mengucapkan kalimat ini sebagai bentuk penghormatan terhadap firman Allah. Tapi sayangnya, masih ada juga yang belum tahu arti sebenarnya dari “Shadaqallahul ‘Azhim” ataupun bagaimana penulisan Arab-nya yang benar. Padahal, tahu maknanya bisa bikin kita lebih khusyuk dan sadar akan keagungan ayat-ayat Allah.

Kalimat ini memang terdengar sederhana, tapi mengandung makna yang dalam. Bukan cuma sekadar ucapan penutup, tapi juga bentuk pengakuan bahwa apa yang kita baca adalah kebenaran yang agung dari Allah. Jadi, penting banget nih buat kita tahu lebih dalam soal ini, supaya nggak sekadar ikut-ikutan ngomong tanpa ngerti maksudnya.

Yuk, kita kupas tuntas arti kata Shadaqallahul ‘Azhim, gimana tulisan Arab-nya yang benar, dan juga bagaimana penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Siapa tahu setelah baca ini, kamu jadi makin mantap dan ngerti setiap kali mengucapkannya!

Apa Arti Shadaqallahul ‘Azhim? Makna dan Tulisan Arab yang Benar

Ungkapan “Shadaqallahul ‘Azhim” sering kita dengar setelah seseorang membaca ayat suci Al-Qur’an, baik di masjid, di rumah, maupun dalam acara keagamaan. Kalimat ini menjadi bagian dari tradisi kaum Muslimin di berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia.

Namun, apa sebenarnya arti dari kalimat “Shadaqallahul ‘Azhim”? Bagaimana tulisan Arab yang benar? Dan apakah penggunaannya memiliki dasar dalam ajaran Islam?


Tulisan Arab “Shadaqallahul ‘Azhim”

Berikut adalah tulisan Arab yang benar dari kalimat ini:

صَدَقَ ٱللَّهُ ٱلْعَظِيمُ


Arti dari “Shadaqallahul ‘Azhim”

Secara bahasa, “Shadaqallahul ‘Azhim” berasal dari tiga kata utama:

  • Shadaqa (صَدَقَ): telah benar / telah membenarkan

  • Allah (ٱللَّهُ): Allah

  • Al-‘Azhim (ٱلْعَظِيمُ): Yang Maha Agung

Jadi, arti lengkapnya adalah:

“Allah Yang Maha Agung telah berkata benar.”

Ungkapan ini merupakan bentuk pengakuan dan keyakinan bahwa setiap firman Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah benar adanya, tanpa keraguan.


Makna dan Penggunaan Lafald Shadaqallahul ‘Azhim

Mengucapkan “Shadaqallahul ‘Azhim” setelah membaca Al-Qur’an adalah bentuk penghormatan terhadap wahyu Allah. Meskipun tidak wajib atau tidak diperintahkan secara langsung dalam Al-Qur’an dan Hadis, ucapan ini dipandang sebagai bentuk adab atau etika dalam berinteraksi dengan kitab suci.

Dalam tradisi Islam:

  • Ucapan ini sering diucapkan setelah selesai membaca Al-Qur’an, baik di dalam shalat maupun di luar shalat.

  • Digunakan untuk menunjukkan pengakuan akan kebenaran dan kemuliaan ayat-ayat Allah.


Apakah Ada Dasar dalam Al-Qur’an atau Hadis?

Ucapan “Shadaqallahul ‘Azhim” tidak disebutkan secara khusus dalam hadis Rasulullah ﷺ sebagai bacaan yang wajib diucapkan setelah membaca Al-Qur’an. Namun, artinya selaras dengan ayat berikut:

وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا
“Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?”
(QS. An-Nisa: 122)

Dengan demikian, meskipun tidak disyariatkan secara spesifik, ucapannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam Islam dan boleh diucapkan sebagai bentuk pengagungan terhadap firman Allah.


Catatan Penting

  • Tidak ada kewajiban untuk mengucapkan “Shadaqallahul ‘Azhim” setelah membaca Al-Qur’an.

  • Jangan menganggap orang yang tidak mengucapkannya sebagai melakukan kesalahan.

  • Yang lebih utama adalah membaca Al-Qur’an dengan tartil dan memahami isinya.


Kesimpulan

“Shadaqallahul ‘Azhim” adalah kalimat yang berarti “Allah Yang Maha Agung telah berkata benar.”
Meskipun tidak wajib, mengucapkannya merupakan bentuk adab dan penghormatan terhadap firman Allah. Penggunaannya sah-sah saja selama tidak dianggap sebagai kewajiban syariat.

🕌 Yang terpenting adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, tidak hanya dengan membacanya, tetapi juga memahami dan mengamalkannya.