Apakah Aksi Nyata yang Bapak/Ibu Pilih Memenuhi Prinsip Pembelajaran Mendalam? Jelaskan!

Dalam dunia pendidikan saat ini, peran guru tidak lagi sekadar menyampaikan materi, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang mendalam, bermakna, dan menyenangkan bagi setiap siswa. Itulah mengapa prinsip pembelajaran mendalam menjadi fokus utama dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan 2025, khususnya dalam Modul 1: Pembelajaran Mendalam dan Asesmen yang tersedia di Platform Merdeka Mengajar (PMM) maupun Ruang GTK.

Salah satu bagian penting dalam modul ini adalah refleksi terhadap aksi nyata yang dipilih oleh guru sebagai bentuk implementasi pembelajaran. Para peserta PPG diminta untuk mengevaluasi, apakah aksi nyata yang telah dilakukan benar-benar sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran mendalam, yakni berkesadaran (conscious), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Tiga prinsip ini menjadi indikator apakah pembelajaran benar-benar berdampak bagi siswa.

Pertanyaan reflektif ini tidak hanya menjadi bahan evaluasi dalam pelatihan, tetapi juga menjadi bekal penting bagi guru untuk memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Dengan menjawab pertanyaan tersebut secara jujur dan mendalam, guru dapat menilai sejauh mana strategi yang diterapkan sudah berpihak pada murid dan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih utuh.

Melalui artikel ini, kita akan mengulas pembahasan kunci jawaban yang dapat membantu Bapak/Ibu Guru dalam memahami esensi dari pembelajaran mendalam, serta memberikan contoh bagaimana menyusun jawaban yang tepat dan kontekstual berdasarkan praktik nyata di kelas masing-masing. Yuk, simak bersama dan refleksikan kembali aksi nyata Anda!

Apakah Aksi Nyata yang Bapak/Ibu Pilih Memenuhi Prinsip Pembelajaran Mendalam? Jelaskan! Begini Jawabannya

Pembelajaran mendalam merupakan salah satu pendekatan penting dalam kurikulum Merdeka yang ditekankan dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025. Modul 1: Pembelajaran Mendalam dan Asesmen menekankan bahwa proses belajar seharusnya tidak hanya fokus pada pencapaian hasil akademik, tetapi juga mendorong kesadaran belajarketerhubungan makna, dan menciptakan pengalaman belajar yang menggembirakan bagi peserta didik.

Salah satu bentuk refleksi yang ditanyakan dalam modul ini adalah: “Apakah aksi nyata yang Bapak/Ibu pilih memenuhi prinsip pembelajaran mendalam (berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan)? Jelaskan!” Pertanyaan ini bertujuan untuk mendorong guru mengevaluasi sejauh mana tindakan mereka selaras dengan esensi pembelajaran yang mendalam.


Jawaban dan Penjelasan:

Ya, aksi nyata yang saya pilih memenuhi prinsip pembelajaran mendalam, karena dirancang dengan mempertimbangkan ketiga aspek penting: berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Berikut penjelasan rinci berdasarkan prinsip-prinsip tersebut:

  1. Berkesadaran
    Aksi nyata yang saya lakukan diawali dengan kesadaran atas kebutuhan belajar siswa di kelas saya. Saya melakukan pemetaan karakteristik siswa, gaya belajar, dan tantangan yang mereka hadapi. Dengan begitu, strategi pembelajaran yang saya susun tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang peserta didik.
    Misalnya, saya menyadari bahwa beberapa siswa kurang aktif dalam pembelajaran tatap muka. Maka, saya memodifikasi pendekatan saya dengan lebih banyak menggunakan metode diskusi, pemecahan masalah, dan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) agar mereka lebih terlibat.
  2. Bermakna
    Pembelajaran yang saya susun menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Saya merancang aktivitas yang relevan dengan konteks lokal dan minat mereka, agar siswa merasa apa yang mereka pelajari itu penting dan bisa diterapkan.
    Contohnya, dalam pembelajaran IPS, saya mengajak siswa membuat peta potensi wilayah desa mereka, lalu mendiskusikan bagaimana pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi masyarakat. Ini membuat pembelajaran menjadi lebih nyata dan bermakna bagi mereka.
  3. Menggembirakan
    Saya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberi ruang ekspresi, kreativitas, dan kolaborasi. Penggunaan media digital, permainan edukatif, serta pemberian apresiasi terhadap proses belajar membuat siswa merasa dihargai dan senang terlibat.
    Dengan pendekatan ini, saya melihat siswa lebih antusias dalam belajar, lebih aktif bertanya, dan tidak takut untuk mencoba atau melakukan kesalahan.

Kesimpulan

Aksi nyata yang dilakukan dengan landasan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan akan mendorong terciptanya pembelajaran yang mendalam. Guru tidak hanya mengajar untuk menuntaskan kurikulum, tetapi juga membangun relasi positif dengan siswa dan memberikan pengalaman belajar yang relevan, menyentuh emosi, dan memotivasi mereka untuk terus belajar.

Dengan prinsip ini, pembelajaran menjadi lebih manusiawi, membentuk karakter, dan menciptakan perubahan yang nyata pada proses maupun hasil belajar. Maka, sangat penting bagi guru untuk terus merefleksikan aksi nyatanya agar benar-benar selaras dengan semangat kurikulum Merdeka dan filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Baca Juga : Kunci Jawaban Latihan Pemahaman Modul 3 Topik 1 PPG 2025: Urutan Fase yang Perlu Dilakukan untuk Merancang