8 Sikap yang Wajib Dimiliki Oleh Seorang Penulis

Menulis itu bukan cuma soal punya ide keren atau kata-kata yang mengalir indah. Di balik tulisan yang enak dibaca, ada proses panjang yang sering kali nggak terlihat. Mulai dari mikirin konsep, riset, sampai revisi berkali-kali. Nah, buat bisa bertahan di dunia kepenulisan, nggak cukup cuma punya kemampuan teknis. Ada sikap-sikap tertentu yang perlu banget dimiliki oleh seorang penulis.

Banyak orang mikir jadi penulis itu tinggal duduk, ngetik, terus selesai. Padahal, kenyataannya nggak sesimpel itu. Menulis butuh konsistensi, kesabaran, dan juga kemauan untuk terus belajar. Tanpa sikap yang tepat, bisa-bisa semangat nulis cuma bertahan seminggu dua minggu, habis itu hilang ditelan rasa malas dan overthinking.

Penulis juga harus siap dikritik, karena nggak semua tulisan bakal langsung disukai orang. Di sinilah mental baja dan sikap terbuka berperan penting. Kadang kritik bisa bikin down, tapi kalau disikapi dengan bijak, justru bisa jadi bahan bakar buat berkembang. Jadi, punya tulisan bagus itu penting, tapi punya sikap yang tepat juga nggak kalah pentingnya.

Nah, di artikel ini kita bakal bahas delapan sikap penting yang wajib dimiliki oleh seorang penulis. Nggak cuma buat penulis profesional, tapi juga cocok banget buat kamu yang baru mulai menekuni dunia tulis-menulis. Siapa tahu, setelah baca ini kamu jadi makin semangat dan siap jadi penulis yang tangguh!

8 Sikap yang Wajib Dimiliki Oleh Seorang Penulis

Menjadi penulis bukan hanya soal kemampuan merangkai kata, tetapi juga tentang sikap dan mentalitas yang mendukung proses kreatif dan produktivitas. Banyak penulis hebat lahir bukan karena bakat semata, melainkan karena mereka memiliki sikap yang membentuk ketekunan dan kedisiplinan dalam menulis.

Berikut ini adalah 8 sikap yang wajib dimiliki oleh seorang penulis, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman:


1. Disiplin

Menulis membutuhkan konsistensi. Tanpa disiplin, ide-ide brilian hanya akan mengendap di kepala tanpa pernah diwujudkan dalam tulisan. Penulis harus membiasakan diri menulis secara rutin, bahkan saat tidak sedang “mood”. Disiplin inilah yang membedakan penulis produktif dengan mereka yang hanya bermimpi menjadi penulis.


2. Rendah Hati

Seorang penulis harus siap menerima kritik dan saran. Rendah hati membantu penulis berkembang, karena tidak ada karya yang sempurna. Belajar dari masukan pembaca atau editor adalah bagian penting dari proses penyempurnaan tulisan.


3. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Penulis yang baik tidak pernah berhenti belajar. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap banyak hal—baik itu budaya, ilmu pengetahuan, sejarah, hingga kehidupan sehari-hari. Sikap ini memperkaya perspektif dan memperluas wawasan yang akan tercermin dalam tulisan.


4. Ketekunan

Menulis bukan pekerjaan instan. Kadang butuh waktu lama untuk menyelesaikan satu karya. Ketekunan adalah modal utama agar seorang penulis tidak mudah menyerah, apalagi saat menghadapi kebuntuan ide (writer’s block) atau penolakan naskah.


5. Percaya Diri

Kepercayaan diri penting agar penulis tidak takut berbagi karyanya dengan publik. Banyak penulis yang karyanya sebenarnya bagus, tapi tidak pernah dipublikasikan karena ragu dengan kualitas tulisannya. Percaya diri membantu penulis untuk melangkah lebih jauh.


6. Kreatif

Kreativitas adalah jiwa dari setiap tulisan. Seorang penulis harus mampu melihat hal biasa dengan cara yang tidak biasa. Dengan kreativitas, penulis bisa membuat topik sederhana menjadi menarik dan berbeda dari yang lain.


7. Peka Terhadap Lingkungan

Penulis yang baik peka terhadap isu sosial, keadaan sekitar, dan emosi manusia. Kepekaan ini akan memperkaya tulisan dan membuatnya lebih menyentuh pembaca. Banyak tulisan yang kuat justru lahir dari kepekaan penulis terhadap penderitaan atau kebahagiaan orang lain.


8. Komitmen Terhadap Kualitas

Penulis sejati tidak hanya ingin selesai menulis, tetapi juga ingin menghasilkan tulisan yang berkualitas. Komitmen ini terlihat dari cara mereka menyunting naskah, memilih diksi, hingga memastikan pesan dalam tulisan tersampaikan dengan baik.


Penutup

Menjadi penulis yang baik bukan hanya tentang “bakat”, tetapi tentang sikap yang dibangun dan dilatih dari waktu ke waktu. Dengan memiliki kedelapan sikap di atas, seorang penulis tidak hanya mampu menghasilkan tulisan, tetapi juga karya yang berdampak.

Teruslah menulis, karena setiap kata yang kamu tuangkan punya potensi untuk mengubah dunia—setidaknya dunia seseorang.