Adab Makan dalam Islam: Panduan Lengkap dan Dalil Hadis
Makan dalam Islam bukan hanya sekadar aktivitas untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah yang harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan adab. Rasulullah SAW telah memberikan berbagai panduan mengenai adab makan yang harus diikuti umatnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tujuh adab makan dalam Islam, disertai dengan dalil dari hadis Rasulullah SAW, serta menjelaskan relevansi dan praktik adab tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
1. Membaca Bismillah Sebelum Makan
Salah satu adab yang sangat penting dalam makan adalah memulai dengan menyebut nama Allah. Ini adalah bentuk penghormatan kepada Allah dan pengakuan atas nikmat yang diberikan-Nya. Hadis Rasulullah SAW yang berkaitan dengan hal ini adalah:
“إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اللَّهَ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ، فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ”
Artinya: “Jika salah seorang di antara kalian hendak makan, maka sebutlah nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa menyebut nama Allah di awal, hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillah pada awalnya dan akhirnya’.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Mengucapkan Bismillah sebelum makan bukan hanya membiasakan diri untuk mengingat Allah tetapi juga menghindarkan kita dari segala bentuk keberkahan yang terputus. Ketika kita menyebut nama Allah sebelum makan, kita mengakui bahwa semua nikmat, termasuk makanan, berasal dari-Nya. Ini juga merupakan cara untuk menunjukkan rasa syukur atas makanan yang kita terima.
2. Makan dengan Tangan Kanan
Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya makan dengan tangan kanan. Hal ini bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi bagian dari adab Islami yang mendukung kebersihan dan tata krama. Hadis Rasulullah SAW dalam hal ini adalah:
“يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ”
Artinya: “Wahai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Makan dengan tangan kanan adalah bentuk penghormatan dan kepatuhan terhadap sunnah Rasulullah SAW. Ini juga berfungsi untuk membedakan antara tangan kanan yang digunakan untuk aktivitas bersih dan tangan kiri yang umumnya digunakan untuk keperluan lain, seperti kebersihan pribadi. Selain itu, makan dengan tangan kanan mencerminkan kesopanan dan tata krama yang baik.
3. Makan dari Bagian yang Terdekat
Rasulullah SAW mengajarkan agar kita mulai makan dari bagian yang paling dekat dengan kita. Hal ini merupakan adab yang sederhana namun sangat penting dalam menghindari perbuatan yang tidak sopan atau egois ketika makan bersama. Hadis terkait adalah:
“يَا غُلَامُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ”
Artinya: “Wahai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Adab ini mengajarkan kita untuk lebih memperhatikan sekitar dan menghargai hak orang lain. Dengan memulai makan dari bagian yang terdekat, kita memastikan bahwa semua orang mendapatkan bagian yang adil dari makanan dan tidak ada yang merasa dirugikan. Ini adalah praktik yang menunjukkan kepedulian dan rasa hormat terhadap sesama, serta menghindari perilaku yang bisa dianggap egois atau tidak sopan.
4. Tidak Berbicara Kasar atau Menjelekkan Makanan
Salah satu adab yang sangat penting dalam makan adalah tidak menjelekkan makanan yang disajikan. Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukai makanan tersebut, beliau memakannya; jika tidak suka, beliau meninggalkannya. Hal ini dapat ditemukan dalam hadis berikut:
“مَا عَابَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ”
Artinya: “Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukainya, beliau memakannya; dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Adab ini mengajarkan kita untuk bersikap positif dan tidak mengeluh atau mencela makanan yang tersedia. Mencela makanan tidak hanya menunjukkan kurangnya rasa syukur, tetapi juga dapat menyinggung perasaan orang yang telah menyiapkan makanan. Dengan tidak menjelekkan makanan, kita menunjukkan sikap menghargai dan rasa syukur atas apa yang telah disajikan.
5. Tidak Berlebihan dalam Makan
Islam mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk makan. Keseimbangan dalam makan adalah kunci untuk kesehatan dan kesejahteraan. Rasulullah SAW bersabda:
“مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ”
Artinya: “Tidaklah anak Adam memenuhi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus melakukannya (makan berlebihan), maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Adab ini menekankan pentingnya moderasi dalam makan. Berlebihan dalam makan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas dan penyakit metabolik. Dengan mengikuti adab ini, kita tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga menghindari pemborosan dan menunjukkan rasa syukur atas nikmat makanan yang diberikan Allah.
6. Bersyukur Setelah Makan
Setelah makan, mengucapkan syukur kepada Allah atas nikmat makanan yang diberikan adalah bagian dari adab makan dalam Islam. Rasulullah SAW mengajarkan doa setelah makan:
“الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ”
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan memberikannya kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Mengucapkan syukur setelah makan adalah bentuk penghargaan kita terhadap nikmat yang diberikan Allah. Ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita miliki, termasuk makanan, adalah karunia dari-Nya. Bersyukur setelah makan juga mengajarkan kita untuk selalu menyadari dan menghargai setiap nikmat yang kita terima.
7. Makan Secara Bersama-sama
Islam menganjurkan makan bersama sebagai bentuk kebersamaan dan keberkahan. Rasulullah SAW bersabda:
“اجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ، يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ”
Artinya: “Berkumpullah kalian dalam makan, dan sebutlah nama Allah atas makanan itu, maka kalian akan diberkahi di dalamnya.” (HR. Abu Dawud)
Makan bersama-sama tidak hanya meningkatkan rasa kebersamaan dan persaudaraan, tetapi juga mendatangkan berkah dalam makanan. Ini adalah waktu yang baik untuk mempererat hubungan sosial dan saling berbagi nikmat yang Allah berikan. Makan bersama juga memungkinkan kita untuk lebih bersyukur dan menikmati kebersamaan dengan keluarga atau teman.
Demikian pembahasan Admin DomainJava mengenai