

Arti Nuhun – Bahasa daerah itu unik dan penuh warna, salah satunya bahasa Sunda. Meskipun sering kita dengar di percakapan sehari-hari, masih banyak kata-kata Sunda yang bikin orang luar daerah bingung—apalagi kalau mirip-mirip, kayak “nuhun” sama “muhun”. Kadang lucu juga, ada yang dikira artinya “iya” padahal sebenarnya “makasih”.
Nah, di artikel ini kita bakal bahas tuntas beberapa kata Sunda yang sering muncul di obrolan santai maupun formal. Mulai dari “nuhun pisan”, “punten”, sampai “muhun geulis”. Selain biar nggak salah paham, kamu juga jadi bisa lebih nyambung kalau diajak ngobrol sama orang Sunda.
Selain artinya, kita juga bakal lihat gimana cara pakainya, apa bedanya dengan ungkapan dari bahasa Jawa, dan kapan waktu yang pas buat ngucapinnya. Tenang aja, kita bahasnya ringan-ringan aja kok, nggak pakai ribet.
Yuk, langsung kita mulai biar makin akrab sama bahasa Sunda dan nggak cuma bisa senyum-senyum bingung tiap dengar kata “punten” atau “hatur nuhun”!
Dalam Bahasa Sunda, nuhun berarti terima kasih. Sementara pisan berarti sekali atau sangat. Jadi, nuhun pisan bisa diartikan sebagai “terima kasih banyak” atau “makasih banget”. Ungkapan ini digunakan untuk menunjukkan rasa terima kasih yang lebih dalam atau lebih tulus.
Contoh penggunaan:
Ungkapan ini sering digunakan dalam konteks yang sopan atau formal, namun juga sangat umum dalam percakapan santai antarwarga Sunda.
Hatur nuhun adalah bentuk yang lebih sopan dari nuhun, juga berarti terima kasih. Ini adalah ungkapan yang menunjukkan tata krama atau unggah-ungguh dalam komunikasi, terutama kepada orang yang lebih tua atau dihormati.
Jika seseorang mengatakan hatur nuhun, jawaban yang paling umum dan sopan adalah:
Contoh percakapan:
Kedua kata ini sering membingungkan bagi orang non-Sunda, tapi sebenarnya maknanya berbeda.
Jadi, jangan tertukar. Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat:
Kata punten dalam Bahasa Sunda adalah bentuk sopan untuk mengatakan:
Sama seperti excuse me dalam Bahasa Inggris.
Contoh:
Kata ini mencerminkan kesantunan dalam budaya Sunda, di mana sikap hormat sangat dijunjung tinggi.
Nuhun adalah kata khas Bahasa Sunda. Dalam Bahasa Jawa, kata yang setara dengan nuhun adalah:
Jadi, meskipun kedengarannya mirip, nuhun bukan berasal dari Bahasa Jawa. Namun, kedua budaya—Sunda dan Jawa—memiliki kesamaan dalam menjunjung kesopanan dan penghormatan dalam berbahasa.
Jika seseorang mengatakan nuhun atau hatur nuhun, maka untuk membalas dengan “sama-sama” dalam Bahasa Sunda, ada beberapa pilihan:
Contoh percakapan:
Mari kita uraikan:
Jadi, muhun geulis secara harfiah berarti “iya, cantik”. Ini biasanya digunakan sebagai bentuk sapaan manis atau candaan, seperti saat merespons pujian atau ajakan dengan gaya yang santai dan bersahabat.
Contoh:
Tapi, seperti semua ungkapan yang menyentuh topik fisik atau penampilan, penggunaannya harus tetap memperhatikan konteks dan hubungan antara pembicara agar tidak dianggap kurang sopan atau menggoda berlebihan.
Kedua frasa ini berarti terima kasih, tetapi berasal dari dua bahasa yang berbeda:
Keduanya digunakan untuk menyampaikan rasa terima kasih secara sopan, biasanya dalam situasi formal atau saat berbicara dengan orang yang dihormati. Jika Anda sedang berada di Jawa dan ingin berbicara dengan orang lokal, gunakan matur nuwun. Sebaliknya, jika berada di daerah Sunda, gunakan hatur nuhun.
Walaupun berbeda bahasa, keduanya menunjukkan kesamaan nilai dalam budaya lokal: menghargai orang lain melalui bahasa yang sopan.
Bahasa adalah cerminan budaya. Dalam Bahasa Sunda, kita melihat bagaimana nilai kesopanan, rasa hormat, dan kehangatan sosial tercermin lewat ungkapan-ungkapan seperti nuhun pisan, hatur nuhun, punten, dan muhun. Memahami makna dan penggunaan kata-kata ini tidak hanya memperkaya kosakata, tetapi juga membantu kita lebih menghargai keragaman budaya dan cara berkomunikasi masyarakat Indonesia.
Dengan memahami perbedaan antara nuhun dan muhun, tahu bagaimana merespons ucapan terima kasih, dan mampu menggunakan kata-kata seperti punten dengan tepat, kita ikut melestarikan nilai-nilai sopan santun yang menjadi ciri khas budaya Sunda dan Nusantara pada umumnya.
Disclaimer:
Seluruh konten yang dipublikasikan di DomainJava ditujukan untuk tujuan informasi dan edukasi. Kami tidak menyarankan maupun mendukung akses ke tautan yang melanggar hukum atau kebijakan yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas pada:
Catatan Penting:
DomainJava tidak bertanggung jawab atas tindakan pengguna setelah mengakses tautan eksternal yang disertakan dalam postingan. Kami menganjurkan pengguna untuk selalu berhati-hati dan bertindak secara bijak, serta memastikan bahwa setiap aktivitas online dilakukan secara legal dan bertanggung jawab.
Jika Anda menemukan tautan yang mencurigakan atau tidak sesuai, silakan hubungi kami melalui halaman kontak untuk peninjauan lebih lanjut.