Salah satu penyimpangan pada masa orde baru adalah maraknya budaya KKN, sedangkan pada masa orde lama adalah…
A. Politik luar negeri bebas aktif
B. Hak interpelasi DPR tidak berjalan
C. Pelantikan DPR hasil pemilu 1955
D. Pembatasan masa jabatan presiden
E. Konsepsi Pancasila menjadi Nasakom
Jawaban yang tepat adalah:
E. Konsepsi Pancasila menjadi Nasakom
Pada masa Orde Lama, salah satu penyimpangan yang terjadi adalah pengubahan konsepsi Pancasila menjadi Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Soekarno menggabungkan berbagai ideologi politik dan kekuatan sosial dalam sebuah konsep yang mengedepankan persatuan, namun pada praktiknya, hal ini menyebabkan ketegangan antar kelompok ideologi dan mengurangi peran demokrasi serta kebebasan politik di Indonesia.
Penyimpangan pada Masa Orde Lama: Konsepsi Pancasila Menjadi Nasakom
Pada masa Orde Lama, di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, Indonesia mengalami berbagai perubahan besar dalam aspek politik dan sosial. Salah satu aspek yang mencolok adalah penerapan Konsepsi Pancasila yang kemudian berubah menjadi Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Hal ini menjadi salah satu bentuk penyimpangan dari prinsip dasar Pancasila sebagai dasar negara yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai keragaman dan kebebasan berpendapat. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai penyimpangan tersebut, latar belakangnya, dampaknya terhadap sistem politik Indonesia, serta implikasi jangka panjang bagi negara.
Latar Belakang Perubahan Konsepsi Pancasila menjadi Nasakom
Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, secara ideologis mengedepankan nilai-nilai pluralisme, toleransi, dan musyawarah. Namun, pada masa Orde Lama, terutama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, terjadi perubahan besar terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila dalam praktik politik. Soekarno, yang berusaha mengatasi ketegangan sosial dan politik pada masa itu, mengusung Nasakom sebagai konsep untuk mengakomodasi berbagai kelompok ideologi yang ada di Indonesia.
Nasakom merupakan singkatan dari Nasionalis, Agama, dan Komunis. Tujuan dari pembentukan Nasakom adalah untuk menyatukan kekuatan-kekuatan besar yang ada di Indonesia, yakni golongan nasionalis (yang memperjuangkan kemerdekaan dan nasionalisme), golongan agama (terutama Islam), dan golongan komunis (Partai Komunis Indonesia atau PKI). Dalam pandangan Soekarno, jika ketiga golongan ini dapat bersatu, maka Indonesia akan menjadi negara yang kuat dan stabil.
Perubahan Konsepsi Pancasila dalam Praktek
Soekarno menyatakan bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dapat diimplementasikan melalui konsep Nasakom, yang pada dasarnya adalah usaha untuk membangun kerjasama antara kelompok-kelompok ideologi yang memiliki pandangan berbeda. Pembentukan Nasakom ini bertujuan untuk menciptakan kesatuan di tengah keberagaman, namun implementasinya justru memunculkan ketegangan politik yang mendalam di Indonesia.
- Golongan Nasionalis
Kelompok nasionalis diwakili oleh partai-partai seperti Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Soekarno sendiri. Golongan ini mendukung kemerdekaan Indonesia dan penegakan kedaulatan negara. - Golongan Agama
Golongan ini didominasi oleh partai-partai Islam, seperti Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU). Kelompok ini lebih menekankan pentingnya agama sebagai dasar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. - Golongan Komunis
Kelompok komunis diwakili oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memiliki ideologi sosialis-komunis. PKI berusaha untuk membawa Indonesia ke arah perekonomian yang berlandaskan pada ideologi Marxisme-Leninis.
Meskipun Soekarno berusaha untuk menciptakan persatuan di antara kelompok-kelompok ini, pada praktiknya, Nasakom malah menciptakan ketegangan dan konflik yang tidak bisa dihindari. Perbedaan ideologi yang mendalam antara golongan nasionalis, agama, dan komunis tidak dapat disatukan dalam satu kerangka kebijakan yang efektif. Pada akhirnya, persatuan yang diharapkan justru berubah menjadi pertarungan antar kelompok yang mengarah pada perpecahan dan ketidakstabilan politik.
Dampak dari Konsepsi Pancasila Menjadi Nasakom
Penerapan konsep Nasakom pada masa Orde Lama membawa dampak besar terhadap sistem politik Indonesia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan antara lain:
- Tegangan Politik yang Meningkat
Penyatuan golongan yang memiliki ideologi sangat berbeda ini menciptakan ketegangan di dalam pemerintahan. Golongan nasionalis yang dipimpin oleh Soekarno harus menghadapi perbedaan pendapat dengan golongan agama dan komunis, yang masing-masing memiliki kepentingan yang sangat berbeda. Golongan agama, terutama dari kalangan Islam, merasa bahwa pengaruh golongan komunis terlalu besar dalam pemerintahan, sementara PKI merasa bahwa posisi mereka tidak cukup kuat. - Pembatasan Kebebasan Berpolitik
Dalam upaya menyatukan ketiga golongan tersebut, Soekarno membatasi kebebasan politik yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara. Partai-partai yang tidak sejalan dengan Nasakom dibatasi peranannya, dan demokrasi multipartai yang seharusnya berjalan dengan bebas pun terganggu. - Meningkatnya Pengaruh Partai Komunis
Salah satu dampak terbesar dari konsep Nasakom adalah meningkatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pemerintahan. PKI mendapatkan tempat yang lebih strategis dalam pemerintahan, meskipun ideologi mereka sangat bertentangan dengan ideologi golongan agama dan sebagian besar golongan nasionalis. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan yang cukup besar di kalangan kelompok yang menentang PKI, dan pada akhirnya memicu ketegangan yang sangat besar pada tahun-tahun berikutnya. - Ketidakstabilan Sosial dan Politik
Meskipun tujuan awal Nasakom adalah menciptakan stabilitas nasional, kenyataannya konsep ini justru menyebabkan ketidakstabilan politik. Ketegangan yang terjadi di kalangan berbagai golongan ideologi berujung pada perpecahan yang semakin tajam, yang berkontribusi pada peristiwa-peristiwa besar seperti Gerakan 30 September 1965 dan pergeseran ke Orde Baru pada tahun 1966.
Kesimpulan
Konsepsi Pancasila menjadi Nasakom pada masa Orde Lama adalah sebuah penyimpangan dari prinsip dasar Pancasila yang mengedepankan keberagaman dan kebebasan politik. Meskipun niat Soekarno untuk menyatukan berbagai golongan ideologi dalam satu wadah demi kepentingan nasional, implementasinya justru menimbulkan ketegangan politik yang berujung pada ketidakstabilan sosial dan politik yang mendalam. Penyatuan tiga golongan ideologi yang sangat berbeda, seperti nasionalis, agama, dan komunis, pada akhirnya gagal membangun persatuan yang kokoh. Sebagai akibatnya, masa Orde Lama ditandai dengan perpecahan politik yang mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia hingga tahun-tahun berikutnya.
