Bu Nila Mendukung Murid Menguatkan Elemen Kolaborasi di Kelas, Hal yang dilakukan Bu Nila adalah sebagai berikut, kecuali

Kolaborasi dalam kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang perlu dikuasai oleh murid. Kemampuan bekerja sama dalam kelompok tidak hanya membantu murid menyelesaikan tugas lebih efektif, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi mereka. Dalam hal ini, Bu Nila, seorang guru yang berdedikasi, telah melakukan berbagai upaya untuk menguatkan elemen kolaborasi di kelasnya. Dia berusaha menciptakan lingkungan yang mendukung kerja sama, saling menghargai, dan pemahaman antar sesama murid.

Berikut ini adalah beberapa langkah yang dilakukan Bu Nila untuk mendorong muridnya memperkuat elemen kolaborasi di kelas:

A. Mendorong murid membagi pekerjaan kelompok sesuai minat
Salah satu cara Bu Nila mendukung kolaborasi adalah dengan membagi tugas dalam kelompok sesuai dengan minat murid. Bu Nila percaya bahwa dengan memanfaatkan minat murid, mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi untuk berkontribusi. Ketika murid bekerja pada hal yang mereka sukai, mereka akan lebih antusias, kreatif, dan terlibat dalam diskusi kelompok. Ini juga mempermudah mereka untuk bekerja sama dalam menciptakan solusi yang lebih inovatif dan menyenangkan.

B. Mendorong murid membagi pekerjaan kelompok sesuai kemampuan
Selain minat, Bu Nila juga mendorong murid untuk membagi pekerjaan kelompok sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam hal ini, Bu Nila menekankan pentingnya saling melengkapi antar anggota kelompok. Dengan membagi tugas berdasarkan kemampuan, setiap murid dapat memberikan yang terbaik sesuai dengan keahlian mereka, sehingga hasil akhir kelompok menjadi lebih optimal dan efisien. Pendekatan ini juga mengurangi ketegangan yang mungkin timbul jika tugas yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan individu.

C. Menghargai semua ucapan murid dengan tidak mematahkan pendapat murid tanpa argumen logis
Di dalam kelas Bu Nila, setiap pendapat murid dihargai. Bu Nila memastikan bahwa setiap murid merasa didengar dan dihargai. Jika ada pendapat yang kurang tepat, Bu Nila tidak langsung mematahkan pendapat tersebut tanpa memberikan penjelasan yang logis. Dengan cara ini, Bu Nila menciptakan suasana diskusi yang terbuka, di mana murid merasa bebas untuk menyampaikan ide dan bertukar pikiran tanpa takut dihakimi. Ini adalah elemen penting dalam kolaborasi, karena dengan saling mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, kelompok dapat berkembang lebih baik.

D. Mendorong murid memahami reaksi teman sekelompoknya
Dalam kolaborasi yang sehat, pemahaman terhadap perasaan dan reaksi teman sekelompok sangatlah penting. Bu Nila mendorong murid untuk tidak hanya fokus pada tugas, tetapi juga untuk lebih peka terhadap emosi dan reaksi teman sekelompok mereka. Dengan memahami perasaan dan respons teman, murid dapat beradaptasi dan berkomunikasi dengan lebih baik, sehingga tercipta suasana kerja yang lebih harmonis dan efektif. Pemahaman antar teman sekelompok juga meminimalisir konflik dan mempermudah penyelesaian masalah secara bersama.

Namun, meskipun Bu Nila melakukan langkah-langkah tersebut untuk meningkatkan kolaborasi di kelas, ada satu hal yang tidak dilakukan oleh Bu Nila dalam upayanya mendukung kolaborasi. Hal ini tercermin dalam pilihan B. Mendorong murid membagi pekerjaan kelompok sesuai kemampuan. Sementara pembagian tugas berdasarkan kemampuan memang penting, Bu Nila lebih menekankan pada pembagian berdasarkan minat, karena dia percaya minat adalah faktor yang lebih memotivasi murid dalam berkolaborasi dan berkontribusi.

Dengan pendekatan-pendekatan ini, Bu Nila berhasil menciptakan kelas yang mendukung kolaborasi dan kerja sama yang sehat. Elemen-elemen kolaborasi yang dia tanamkan tidak hanya meningkatkan keterampilan akademik murid, tetapi juga kemampuan mereka dalam bekerja sama dan memahami perasaan orang lain, yang sangat penting untuk kehidupan sosial mereka di luar kelas.