Dalam dunia pendidikan, pembelajaran mendalam nggak cuma bertujuan buat mengisi kepala murid dengan pengetahuan. Lebih dari itu, pembelajaran ini ingin membentuk karakter murid agar mereka jadi pembelajar sepanjang hayat. Artinya, murid nggak cuma belajar saat di sekolah saja, tapi terus berkembang sepanjang hidupnya.
Proses pembelajaran mendalam melibatkan berbagai aspek, mulai dari olah pikir yang melatih kemampuan berpikir kritis, olah hati yang menumbuhkan rasa empati, olah rasa untuk memahami perasaan diri dan orang lain, sampai olah raga yang menjaga kesehatan tubuh. Semua aspek ini saling melengkapi supaya murid bisa jadi pribadi yang utuh dan siap menghadapi dunia.
Dalam konteks ini, guru memegang peran penting dalam merancang kegiatan belajar yang nggak cuma fokus ke materi, tapi juga mengasah karakter murid melalui pendekatan yang menyeluruh. Namun, nggak semua kegiatan yang dilakukan guru selalu tepat untuk mencapai tujuan ini.
Maka dari itu, dalam soal ini kamu akan diminta mengenali kegiatan guru yang tidak sesuai atau kurang tepat dalam mendukung tujuan pembelajaran mendalam membangun karakter murid.
Kegiatan Guru dalam Mewujudkan Pembelajaran Mendalam untuk Membangun Karakter Pembelajar Sepanjang Hayat
Pendidikan masa kini tidak hanya menekankan pada pencapaian akademik, tetapi juga bertujuan membentuk karakter murid sebagai pembelajar sepanjang hayat. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mencapai tujuan ini adalah pembelajaran mendalam, yaitu proses belajar yang menyentuh berbagai dimensi diri murid melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga.
Pembelajaran mendalam mengajak murid untuk tidak sekadar menghafal informasi, tetapi untuk memahami, merefleksikan, merasakan, dan menerapkan ilmu dalam kehidupan nyata. Dalam proses ini, peran guru sangat penting dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan memberdayakan.
Soal Reflektif: Salah Satu Tujuan Pembelajaran Mendalam Yaitu Membangun Karakter Murid
Salah satu tujuan pembelajaran mendalam yaitu membangun karakter murid untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa pernyataan berikut merupakan kegiatan yang dapat dilakukan guru, kecuali:
A. Guru memastikan setiap aktivitas pembelajaran selalu diiringi dengan pemberian tugas untuk mengukur pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari
B. Guru mendorong murid melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan potensi yang perlu dikembangkan
C. Guru senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan murid untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan
D. Guru memberikan proyek yang ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan
Jawaban yang Tepat: A
Mengapa A kurang tepat?
Memberikan tugas memang bagian dari pembelajaran, namun memastikan setiap aktivitas selalu diiringi dengan tugas semata untuk mengukur pemahaman dapat mengarahkan proses belajar menjadi mekanis dan berfokus pada hasil akhir, bukan proses. Hal ini justru bertolak belakang dengan semangat pembelajaran mendalam yang mengutamakan eksplorasi, refleksi, dan keterlibatan emosional serta fisik dalam proses belajar.
Pendekatan yang Tepat dalam Pembelajaran Mendalam:
- Refleksi Diri (Olah Hati dan Olah Pikir):
Guru mendorong murid untuk mengenali potensi diri, kelemahan, dan kekuatan mereka melalui kegiatan reflektif. Hal ini penting untuk menumbuhkan kesadaran dan motivasi internal. - Pemberian Umpan Balik yang Bermakna (Olah Rasa):
Umpan balik yang tepat waktu, spesifik, dan membangun akan membantu murid memahami proses belajar mereka dan mendorong semangat untuk terus berkembang. - Pembelajaran Kontekstual dan Proyek Mandiri (Olah Pikir dan Olah Raga):
Proyek berbasis masalah atau berbasis minat memungkinkan murid menerapkan ilmu dalam konteks nyata, sekaligus melatih kemandirian, kerja sama, dan kreativitas.
Kesimpulan
Untuk membentuk murid sebagai pembelajar sepanjang hayat, guru perlu menghadirkan pembelajaran yang menyentuh seluruh aspek kemanusiaan murid: kognitif, emosional, sosial, dan fisik. Maka dari itu, pendekatan yang hanya menekankan pada pemberian tugas untuk mengukur pemahaman perlu dikaji ulang, agar proses belajar tidak menjadi beban, melainkan pengalaman yang menyenangkan dan membangun karakter.
