Apa yang Dimaksud dengan Kemarau Basah – Istilah “kemarau basah” mungkin terdengar kontradiktif, karena kata kemarau identik dengan kekeringan, panas, dan minim curah hujan, sedangkan basah menunjukkan kondisi yang lembap atau hujan.
Namun, dalam konteks iklim dan meteorologi, “kemarau basah” adalah fenomena nyata yang kerap terjadi di beberapa wilayah tropis, termasuk Indonesia.
Pengertian Kemarau Basah
Kemarau basah adalah kondisi di mana musim kemarau tetap berlangsung, tetapi curah hujan masih cukup tinggi atau di atas normal dibandingkan musim kemarau biasanya. Artinya, meskipun sudah memasuki periode kemarau secara kalender, hujan masih sering turun dan kelembapan udara relatif tinggi.
Fenomena ini menyebabkan ketidakpastian dalam pola cuaca, dan sering kali membingungkan masyarakat yang mengandalkan musim sebagai acuan, seperti petani atau nelayan.
Penyebab Terjadinya Kemarau Basah
Kemarau basah bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Fenomena La Niña
La Niña adalah kondisi anomali iklim global yang menyebabkan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur menjadi lebih dingin dari biasanya. Hal ini mendorong peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, bahkan saat musim kemarau. - Gangguan Monsun
Perubahan arah dan kekuatan angin monsun dapat memengaruhi distribusi hujan. Jika monsun timur yang biasanya kering menjadi lemah atau terganggu, maka wilayah Indonesia masih bisa menerima uap air dan menghasilkan hujan. - Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Perubahan iklim global turut mengacaukan pola musim, termasuk memperpanjang masa hujan atau menyebabkan hujan turun di luar musimnya.
Dampak Kemarau Basah
Kemarau basah bisa membawa dampak positif dan negatif, tergantung konteks dan wilayah yang terdampak:
Dampak Positif:
- Ketersediaan air tetap terjaga, mengurangi risiko kekeringan.
- Tanaman pertanian tertentu masih bisa tumbuh subur tanpa irigasi tambahan.
Dampak Negatif:
- Gangguan pada jadwal tanam dan panen, terutama tanaman yang membutuhkan kondisi kering.
- Risiko banjir atau longsor di daerah yang seharusnya sudah memasuki musim kering.
- Penyebaran penyakit yang berkaitan dengan kelembapan tinggi, seperti demam berdarah.
Kesimpulan
Kemarau basah adalah anomali cuaca di mana musim kemarau tidak disertai kekeringan sebagaimana biasanya, melainkan masih mengalami hujan yang relatif sering. Fenomena ini mencerminkan kompleksitas sistem iklim tropis yang dipengaruhi banyak faktor global dan regional. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, terutama yang bergantung pada kondisi cuaca, untuk mengikuti informasi dari lembaga meteorologi agar dapat beradaptasi dengan perubahan cuaca yang tak menentu ini.
