Apakah Lebih Baik Own Bond Yield Plus Risk Premium 14% atau 20%?

Apakah lebih baik own bond yield plus risk premium 14% atau 20% dan jelaskan dengan logis sebagai pemegang saham? Dalam dunia investasi, setiap pemegang saham atau investor sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan terkait imbal hasil atau return yang ditawarkan oleh instrumen keuangan.

Salah satu metode yang sering digunakan untuk menilai potensi return suatu investasi adalah metode “Own Bond Yield Plus Risk Premium”. Konsep ini dapat membantu investor dalam memutuskan apakah mereka harus memilih tingkat return yang lebih rendah atau lebih tinggi, seperti dalam kasus ini, antara 14% atau 20%.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan penjelasan logis bagi seorang pemegang saham mengenai dua pilihan ini, dengan fokus pada faktor-faktor yang memengaruhi keputusan dalam memilih antara Own Bond Yield Plus Risk Premium 14% atau 20%.


Apa itu Own Bond Yield Plus Risk Premium?

Metode Own Bond Yield Plus Risk Premium adalah pendekatan yang digunakan oleh investor untuk menentukan return yang diharapkan dari suatu saham berdasarkan tingkat imbal hasil (yield) obligasi perusahaan yang bersangkutan dan premium risiko yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Dalam hal ini, dua komponen utama yang perlu diperhatikan adalah:

  1. Own Bond Yield: Merupakan tingkat imbal hasil obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. Obligasi ini biasanya dianggap sebagai representasi risiko perusahaan yang lebih rendah karena obligasi memiliki prioritas klaim lebih tinggi dibandingkan dengan saham dalam hal kebangkrutan.
  2. Risk Premium: Merupakan tambahan imbal hasil yang diharapkan oleh investor untuk mengambil risiko yang lebih besar dengan berinvestasi pada saham, yang dianggap lebih berisiko dibandingkan dengan obligasi.

Secara sederhana, rumus dari Own Bond Yield Plus Risk Premium adalah sebagai berikut: Return Saham=Own Bond Yield+Risk Premium\text{Return Saham} = \text{Own Bond Yield} + \text{Risk Premium}

Misalnya:

  • Own Bond Yield perusahaan X adalah 10% per tahun.
  • Risk Premium yang ditetapkan untuk saham tersebut adalah 14%.

Maka, return saham yang diharapkan adalah: Return Saham=10%+14%=24%\text{Return Saham} = 10\% + 14\% = 24\%


Membandingkan Pilihan 14% vs 20%: Mana yang Lebih Baik bagi Pemegang Saham?

Dalam konteks pertanyaan yang diajukan, kita diminta untuk memilih antara dua tingkat Own Bond Yield Plus Risk Premium yang berbeda: 14% atau 20%. Pilihan ini menggambarkan dua potensi imbal hasil yang berbeda, dan keputusan ini sangat tergantung pada sejumlah faktor yang perlu dianalisis secara mendalam.

1. Analisis Potensi Return yang Diberikan

Secara langsung, tingkat imbal hasil yang lebih tinggi jelas akan memberikan return yang lebih besar. Jika dibandingkan:

  • 14%: Lebih rendah, artinya pemegang saham akan memperoleh return yang lebih sedikit dibandingkan dengan opsi 20%.
  • 20%: Lebih tinggi, yang berarti pemegang saham bisa mendapatkan return lebih tinggi, tetapi juga dengan risiko yang lebih besar.

Namun, return yang lebih tinggi datang dengan risiko lebih tinggi, yang berarti jika suatu perusahaan memiliki risk premium yang lebih tinggi, ada kemungkinan bahwa saham perusahaan tersebut lebih berisiko dan lebih volatil.

2. Mempertimbangkan Tingkat Risiko

Pemegang saham yang memilih return yang lebih tinggi harus siap untuk menerima risiko lebih besar. Oleh karena itu, pemilihan antara 14% atau 20% sangat bergantung pada tingkat toleransi risiko investor:

  • Jika investor memiliki toleransi risiko tinggi, maka memilih 20% bisa lebih menarik, karena return yang lebih tinggi dapat memberikan keuntungan lebih besar dalam jangka panjang.
  • Jika investor memiliki toleransi risiko rendah, maka memilih 14% lebih sesuai. Meskipun return-nya lebih rendah, risiko yang dihadapi oleh investor juga lebih kecil, dan ini akan lebih cocok bagi investor yang lebih konservatif.

3. Kondisi Keuangan Perusahaan dan Perekonomian

  • Perusahaan dengan obligasi lebih aman: Jika perusahaan yang menawarkan 14% memiliki kondisi keuangan yang stabil dan risiko kebangkrutan yang rendah, investor dapat merasa lebih nyaman dengan memilih imbal hasil yang lebih rendah karena risiko yang lebih kecil.
  • Perusahaan dengan prospek tinggi tapi lebih berisiko: Jika perusahaan yang menawarkan 20% memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, tetapi juga menghadapi lebih banyak ketidakpastian dan risiko di pasar, maka 20% bisa menjadi pilihan yang menarik bagi investor yang berani mengambil risiko lebih besar demi potensi keuntungan lebih tinggi.

4. Jangka Waktu Investasi

Pilihan antara 14% atau 20% juga sangat dipengaruhi oleh jangka waktu investasi. Jika investasi dilakukan dalam jangka panjang, return yang lebih tinggi (20%) mungkin menjadi lebih menarik, terutama jika perusahaan berhasil mengelola risiko dengan baik dan berkembang seiring waktu. Di sisi lain, return 14% bisa lebih menarik bagi investor yang mencari stabilitas dan kepastian dalam jangka pendek.

5. Diversifikasi Portofolio

Bagi banyak investor, keputusan untuk memilih antara 14% atau 20% juga bergantung pada strategi diversifikasi portofolio mereka. Jika portofolio mereka sudah mengandung banyak saham dengan risiko tinggi, mereka mungkin lebih memilih 14% untuk menambah stabilitas. Sebaliknya, jika mereka ingin meningkatkan potensi keuntungan, mereka bisa memilih 20%, asalkan mereka yakin bisa mengelola risiko tersebut.


Kesimpulan: Pilihan yang Bergantung pada Tujuan dan Toleransi Risiko

Tidak ada jawaban yang mutlak mengenai mana yang lebih baik antara 14% dan 20% dalam Own Bond Yield Plus Risk Premium, karena keputusan ini sangat bergantung pada faktor-faktor individu yang relevan dengan setiap investor.

  • 14% lebih cocok bagi investor yang lebih mengutamakan keamanan dan stabilitas, dengan risiko yang lebih rendah.
  • 20% lebih cocok bagi investor yang memiliki toleransi risiko lebih tinggi dan ingin mengambil peluang keuntungan yang lebih besar, meskipun harus siap menghadapi risiko yang lebih tinggi.

Sebagai pemegang saham, penting untuk mengevaluasi kondisi perusahaan, tujuan investasi, jangka waktu, serta toleransi risiko sebelum membuat keputusan. Dengan pendekatan yang tepat, baik memilih 14% atau 20%, investor dapat menyesuaikan pilihan tersebut dengan strategi investasi dan profil risiko mereka.