Arti Kata Cukimai Menurut KBBI: Pengertian, dan Penggunaannya

Arti Kata Cukimai – Dalam percakapan sehari-hari, terutama di media sosial atau ruang obrolan daring, kita sering menjumpai kata-kata yang terdengar asing, kasar, atau bahkan vulgar—salah satunya adalah kata “cukimai.” Kata ini cukup sering digunakan dalam konteks emosi atau cacian, tapi apa sebenarnya arti dan asal-usulnya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata cukimai adalah bentuk makian yang merujuk pada ungkapan yang sangat tidak sopan, bahkan vulgar, yang biasanya digunakan untuk menghina atau meluapkan kemarahan. Secara khusus, kata ini digolongkan dalam kelas kata interjeksi (kata seru) yang digunakan dalam konteks cemoohan atau kemarahan.

Meski termasuk dalam kamus resmi, penting untuk memahami bahwa penggunaan kata seperti ini sangat sensitif dan tidak dianjurkan dalam situasi formal, profesional, maupun sehari-hari—karena bisa menyinggung atau menyakiti orang lain.

Dalam artikel ini, kita akan membahas arti kata cukimai menurut KBBI, kelas katanya, serta bagaimana sikap bijak dalam menyikapi kata-kata kasar yang muncul dalam budaya bahasa kita.

Apa Itu Cukimai Menurut KBBI?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “cukimai” diartikan sebagai:

cukimaipuki makmu (dipakai untuk cacian).

Ini artinya, kata tersebut merupakan kata makian yang sangat kasar dan vulgar, dengan muatan penghinaan yang mengarah pada pelecehan terhadap lawan bicara. Istilah ini umumnya digunakan dalam situasi penuh kemarahan, dan tidak pantas digunakan dalam percakapan sopan, formal, atau profesional.


Kelas Kata “Cukimai”

Berdasarkan strukturnya dalam KBBI, “cukimai” termasuk ke dalam kelas interjeksi atau kata seru, yang fungsinya adalah untuk mengungkapkan emosi secara spontan, seperti marah, kaget, atau kesal. Namun, berbeda dengan interjeksi lain seperti “aduh” atau “wah”, kata ini mengandung muatan kasar, ofensif, dan berpotensi menyinggung.


Penggunaan Kata Cukimai dalam Budaya Bahasa

Kata Cukimai ini sering muncul dalam konteks media sosialgim online, atau percakapan informal antar teman, terutama di wilayah tertentu di Indonesia. Namun, meskipun umum terdengar di ruang digital, penting untuk disadari bahwa penggunaan kata seperti ini bisa berdampak negatif, mulai dari merusak hubungan antarindividu hingga memicu konflik yang lebih besar.

Sebagai penutur bahasa yang bijak, kita perlu memahami batasan etika dalam berbahasa, termasuk saat mengekspresikan emosi. Banyak cara lain untuk menyampaikan kekesalan tanpa harus menggunakan kata-kata yang merendahkan atau menyakiti orang lain.


Kesimpulan

Kata “cukimai” adalah salah satu bentuk makian dalam bahasa Indonesia yang tergolong sangat kasar dan tidak layak digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Walau tercatat dalam KBBI sebagai bagian dari realitas linguistik masyarakat, bukan berarti kata ini bisa digunakan sembarangan.

Dengan memahami makna dan kelas katanya, kita diharapkan bisa lebih bijak dalam menggunakan bahasa—terutama di era digital, di mana jejak kata bisa terekam dan berdampak luas.