Arti Relapse: Penjelasan, Penyebab, dan Contoh Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam dunia kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan pemulihan dari penyakit fisik maupun gangguan mental, istilah relapse sering digunakan. Namun, kata ini juga mulai muncul dalam percakapan sehari-hari, bahkan menjadi bagian dari bahasa gaul yang dipakai di media sosial. Lalu, apa sebenarnya arti relapse?

Secara umum, relapse berasal dari bahasa Inggris yang berarti “kambuh” atau “kembali ke kondisi sebelumnya setelah sempat membaik”. Istilah ini sering digunakan dalam konteks medis, misalnya pada penderita penyakit kronis, kecanduan, atau gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Saat seseorang mengalami relapse, artinya ia mengalami kemunduran atau kembali ke kondisi buruk yang sebelumnya sudah berhasil dikendalikan.

Namun, seiring waktu, kata relapse juga digunakan dalam konteks yang lebih santai atau kiasan, seperti dalam hubungan, kebiasaan buruk, atau gaya hidup. Misalnya, seseorang yang sudah berhenti merokok lalu kembali merokok lagi, sering disebut sedang mengalami relapse. Begitu juga dalam hubungan asmara, ketika seseorang kembali ke mantan meski tahu itu bukan keputusan terbaik—ini pun sering disebut sebagai bentuk relapse dalam bahasa gaul.

Dalam artikel ini, kita akan membahas arti kata relapse secara menyeluruh, baik dari segi medis, psikologis, hingga penggunaannya dalam konteks sehari-hari. Dengan memahami istilah ini, kita bisa lebih peka terhadap kondisi diri sendiri maupun orang lain yang sedang berjuang untuk pulih.

Arti Relapse, Makna dalam Kesehatan Mental & Bahasa Gaul, serta Cara Menghadapinya

Dalam dunia kesehatan, khususnya kesehatan mental dan kecanduan, istilah “relapse” sering digunakan untuk menggambarkan kondisi kambuhnya suatu penyakit atau kebiasaan buruk setelah seseorang sempat sembuh atau berhenti. Namun, belakangan ini, kata “relapse” juga muncul dalam percakapan anak muda dan media sosial sebagai bagian dari bahasa gaul sehari-hari.

Lalu, sebenarnya apa arti kata relapse? Apakah hanya terbatas pada dunia medis? Bagaimana penggunaan istilah ini dalam konteks populer, dan bagaimana cara menanganinya jika terjadi?

Simak pembahasan lengkapnya di artikel ini.


1. Apa Arti Kata Relapse?

Secara umum, kata relapse berasal dari bahasa Inggris, yang berarti:

Kambuh atau kembali ke kondisi sebelumnya, setelah mengalami perbaikan atau pemulihan sementara.

Menurut kamus Cambridge:

“A relapse is when someone becomes ill or starts behaving badly again, after making an improvement.”

Jadi, relapse menggambarkan kembalinya suatu kondisi negatif setelah seseorang mengalami kemajuan atau perbaikan.


2. Arti Relapse dalam Bahasa Indonesia

Dalam bahasa Indonesia, relapse sering diartikan sebagai “kambuh.”

Istilah ini umumnya digunakan dalam:

  • Kesehatan fisik (contoh: kambuhnya gejala asma, kanker, atau diabetes)

  • Kesehatan mental (contoh: depresi kambuh)

  • Kecanduan (contoh: kambuh minum alkohol, narkoba, merokok)

Contoh kalimat:

  • “Pasien mengalami relapse setelah dua bulan berhenti memakai obat.”

  • “Dia sempat membaik, tapi minggu lalu relapse lagi ke kebiasaan lama.”


3. Arti Relapse dalam Bahasa Gaul / Media Sosial

Dalam bahasa gaul atau istilah anak muda di media sosial, kata relapse mulai digunakan dalam konteks yang lebih luas dan kadang bermuatan humor atau sindiran.

Contoh penggunaan:

  • Relapse mantan: “Baru bisa move on 2 minggu, eh relapse. Chat mantan lagi.”

  • Relapse overthinking: “Lagi healing, tapi semalam relapse overthinking gara-gara lihat story dia.”

  • Relapse self-harm: Dalam konteks serius, artinya kembali melukai diri setelah sempat berhenti.

Jadi, dalam bahasa gaul:

Relapse artinya kembali ke kebiasaan lama atau kondisi buruk setelah berusaha sembuh/move on.

Bisa bersifat:

  • Serius (depresi, trauma, self-harm)

  • Bercanda (balikan sama mantan, nonton drakor sampai subuh)


4. Penyebab Seseorang Mengalami Relapse

Relapse bisa terjadi karena berbagai faktor, tergantung kondisi masing-masing orang. Namun secara umum, beberapa penyebab umum antara lain:

a. Pemicu Emosional (Emotional Triggers)

  • Stres

  • Kecemasan

  • Kesepian

  • Rasa sedih atau kehilangan

b. Lingkungan dan Sosial

  • Bertemu kembali dengan orang atau tempat yang memicu kebiasaan buruk

  • Tekanan dari lingkungan sekitar

  • Tidak mendapat dukungan sosial

c. Tidak Konsisten dalam Terapi atau Pengobatan

  • Berhenti terapi sebelum waktunya

  • Tidak mengikuti anjuran dokter atau psikolog

  • Merasa sudah “sembuh,” padahal belum stabil


5. Contoh Situasi Relapse dalam Kehidupan Sehari-hari

KondisiRelapse-nyaPenjelasan
Pecandu rokokMerokok lagi setelah berhenti 3 bulanKembali ke kebiasaan lama karena stres
Gangguan makanMulai makan berlebihan setelah dietKambuh karena tekanan emosional
DepresiKembali merasa hampa dan tidak berenergiBisa dipicu kehilangan atau trauma baru
Self-harmMelukai diri sendiri setelah lama berhentiTerjadi karena ledakan emosi tak tertahan
PercintaanChat mantan setelah bilang udah move onRelapse “perasaan” karena nostalgia

6. Apakah Relapse Itu Wajar?

Jawabannya: YA, RELAPSE ITU WAJAR.

Relapse tidak selalu berarti gagal. Dalam proses penyembuhan fisik maupun mental, relapse sering dianggap sebagai bagian dari proses.

Bahkan dalam dunia psikologi dan rehabilitasi kecanduan, relapse dipandang sebagai hal yang bisa terjadi, dan penting untuk ditangani dengan empati — bukan rasa malu atau menyalahkan diri.

Namun yang penting:

  • Sadari relapse-nya

  • Jangan terjebak terlalu lama

  • Cari bantuan atau dukungan

  • Bangkit lagi dengan strategi yang lebih baik


7. Bagaimana Cara Menghadapi Relapse?

Berikut beberapa langkah yang bisa diambil saat mengalami relapse:

a. Sadari dan Terima

Akui bahwa kamu sedang kambuh. Jangan menyangkal atau pura-pura baik-baik saja.

b. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri

Relapse adalah bagian dari perjalanan. Tidak semua proses selalu lurus.

c. Cari Dukungan

Bicara dengan teman, keluarga, atau profesional. Dukungan sosial bisa mencegah relapse berlanjut.

d. Evaluasi Pemicu

Apa yang menyebabkan relapse? Stres? Lingkungan? Kurang tidur? Kenali dan kelola.

e. Bangun Pola Baru

Setelah kambuh, bangkit lagi. Buat strategi agar hal serupa tidak terulang dengan cara yang sama.


8. Relapse vs Lapse: Apa Bedanya?

Dalam dunia terapi kecanduan, ada dua istilah yang mirip: lapse dan relapse.

IstilahArtiPerbedaan
LapseKejadian tergelincir satu kaliContoh: iseng merokok satu batang
RelapseKembali ke kebiasaan buruk secara penuhContoh: kembali merokok setiap hari

Lapse bisa jadi sinyal awal dari relapse. Tapi jika cepat ditangani, bisa dicegah agar tidak berkembang.


9. Contoh Kalimat Menggunakan Kata Relapse

  • “Aku kira aku sudah sembuh dari depresi, tapi seminggu ini aku relapse lagi.”

  • “Jangan terlalu keras ke diri sendiri kalau relapse, itu proses.”

  • “Relapse itu bukan gagal, tapi tanda kamu masih butuh pemulihan lebih dalam.”

  • “Aku lagi relapse mikirin mantan. Padahal udah mau move on…”


Penutup: Relapse Adalah Proses, Bukan Akhir

Dalam proses penyembuhan — baik fisik, mental, maupun emosional — relapse adalah bagian yang mungkin terjadi. Namun, itu bukan akhir dari segalanya. Yang terpenting adalah bagaimana kamu merespons relapse itu: apakah menyerah, atau memilih bangkit kembali.

Relapse bukan kegagalan, tapi panggilan untuk lebih memahami diri.

Jika kamu sedang mengalami relapse, tenang, kamu tidak sendiri. Ada banyak cara untuk pulih kembali — pelan-pelan, satu langkah tiap hari.