Ilmu Sains Digunakan dalam Pekerjaan Arsitek – Arsitek adalah profesi yang bertugas merancang bangunan dan ruang, baik dari segi estetika, fungsi, kenyamanan, hingga keamanan. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa di balik karya arsitektur yang indah, terdapat penerapan berbagai ilmu sains secara mendalam. Ilmu sains membantu arsitek untuk memahami material, struktur, pencahayaan, hingga lingkungan bangunan secara menyeluruh.
Bidang arsitektur tidak hanya berkaitan dengan produk namun juga proses. Adapun orang yang bekerja di bidang arsitektur disebut dengan arsitek. Dalam membangun hunian, arsitek perlu mempelajari banyak hal salah satunya adalah Sains.
Lantas bagaimana ilmu Sains digunakan dalam pekerjaan arsitek? Penerapan ilmu Sains di bidang arsitektur ada di beberapa bidang seperti Matematika. Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Bidang arsitektur tidak hanya berkaitan dengan produk namun juga proses. Adapun orang yang bekerja di bidang arsitektur disebut dengan arsitek. Dalam membangun hunian, arsitek perlu mempelajari banyak hal salah satunya adalah Sains.
Lantas bagaimana ilmu Sains digunakan dalam pekerjaan arsitek? Penerapan ilmu Sains di bidang arsitektur ada di beberapa bidang seperti Matematika. Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Dalam artikel ini, akan dijelaskan 7 ilmu sains yang digunakan oleh arsitek dalam pekerjaannya, lengkap dengan contoh penerapannya.
1. Fisika: Memahami Struktur dan Gaya Bangunan
Ilmu fisika sangat penting dalam dunia arsitektur, khususnya dalam memahami gaya, tekanan, torsi, gravitasi, dan kestabilan struktur bangunan. Fisika membantu arsitek merancang bangunan agar tidak runtuh, stabil terhadap angin, dan tahan terhadap gempa.
Contoh Penerapan:
- Menghitung distribusi beban pada balok dan kolom.
- Mendesain bangunan tahan gempa berdasarkan prinsip getaran dan resonansi.
- Menentukan sudut atap agar air hujan mengalir lancar berdasarkan gravitasi.
2. Matematika: Presisi dalam Perencanaan dan Perhitungan
Matematika adalah alat utama arsitek dalam menggambar, menghitung luas, volume, sudut, hingga biaya. Semua perencanaan arsitektur melibatkan pengukuran yang akurat.
Contoh Penerapan:
- Menghitung luas permukaan dan volume bangunan untuk efisiensi ruang.
- Menggunakan geometri untuk desain simetris dan proporsional.
- Menghitung kebutuhan material seperti jumlah bata, semen, atau keramik.
3. Kimia: Memahami Material Bangunan
Ilmu kimia membantu arsitek dalam memahami komposisi dan reaksi bahan bangunan seperti beton, cat, logam, dan kaca. Ini penting untuk memilih material yang kuat, tahan lama, dan aman bagi kesehatan.
Contoh Penerapan:
- Memilih jenis beton atau semen yang cocok untuk kondisi iklim tertentu.
- Menghindari bahan yang mengandung zat berbahaya (misalnya formaldehida dalam kayu lapis).
- Memahami korosi logam dan merancang pelapis pelindung untuk struktur baja.
4. Biologi: Desain Ramah Lingkungan dan Kesehatan Penghuni
Ilmu biologi penting dalam arsitektur berkelanjutan dan ramah lingkungan. Arsitek memanfaatkan prinsip ekologi dan fisiologi manusia untuk menciptakan bangunan yang mendukung kesehatan dan ekosistem sekitar.
Contoh Penerapan:
- Mendesain ventilasi dan pencahayaan alami agar penghuninya sehat.
- Menggunakan tanaman sebagai bagian dari desain (green roof atau taman vertikal).
- Memastikan bangunan tidak menjadi tempat berkembangnya jamur dan bakteri.
5. Ilmu Lingkungan: Adaptasi terhadap Alam dan Iklim
Ilmu lingkungan membantu arsitek memahami interaksi antara bangunan dan lingkungan sekitarnya. Ini termasuk cuaca, iklim, topografi, dan sumber daya lokal.
Contoh Penerapan:
- Merancang bangunan yang hemat energi dengan memperhatikan arah matahari dan angin.
- Menggunakan material lokal agar jejak karbon lebih rendah.
- Membuat sistem drainase yang ramah lingkungan untuk menghindari banjir.
6. Teknologi dan Ilmu Komputer: Desain Digital dan Simulasi
Kemajuan teknologi dan ilmu komputer telah mengubah cara kerja arsitek secara drastis. Dengan bantuan perangkat lunak desain dan simulasi, arsitek dapat membuat model 3D, melakukan uji coba struktur, dan menyesuaikan desain secara real-time.
Contoh Penerapan:
- Menggunakan software CAD (Computer-Aided Design) seperti AutoCAD atau SketchUp.
- Melakukan simulasi pencahayaan dan suhu ruangan.
- Menggunakan teknologi Building Information Modeling (BIM) untuk kolaborasi desain dan konstruksi.
7. Geologi: Menentukan Lokasi dan Fondasi yang Aman
Ilmu geologi berguna dalam menentukan jenis tanah, kondisi batuan, dan potensi bencana alam di suatu lokasi pembangunan. Hal ini penting untuk merancang fondasi dan struktur yang aman.
Contoh Penerapan:
- Menentukan kedalaman pondasi berdasarkan kekuatan tanah.
- Menghindari pembangunan di zona rawan longsor atau gempa.
- Menggunakan data geologi untuk pembangunan terowongan, basement, atau gedung tinggi.
Kesimpulan
Bagaimana Ilmu Sains Digunakan dalam Pekerjaan Arsitek? Profesi arsitek tidak hanya berkaitan dengan seni dan estetika, tetapi juga menuntut pemahaman mendalam terhadap berbagai cabang ilmu sains. Dari fisika hingga geologi, setiap aspek sains memainkan peran penting dalam menciptakan bangunan yang tidak hanya indah, tetapi juga fungsional, aman, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Kolaborasi antara ilmu sains dan kreativitas adalah kunci dalam membangun masa depan arsitektur yang inovatif dan bertanggung jawab.
