3 Cara Menerapkan Experiential Learning dalam Pembelajaran dengan Guru Lain

Cara Menerapkan Experiential Learning dalam Pembelajaran dengan Guru Lain – Kolaborasi antar guru bukan hanya sekadar berbagi tugas atau merancang jadwal, tetapi juga merupakan strategi penting dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna dan inklusif.

Salah satu bentuk penerapannya adalah melalui model pembelajaran experiential learning, yaitu pembelajaran berbasis pengalaman yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses berpikir dan berbuat.

Namun, bagaimana cara menerapkan experiential learning secara kolaboratif bersama guru lain Apa saja langkah-langkah konkret yang bisa diambil untuk menyukseskan kolaborasi tersebut

Pengertian Experiential Learning dan Kolaborasi Guru

Dikutip dari buku Perkembangan Teknologi dan Transformasi Digital dalam Dunia Pendidikan karya Dr Marah Doly Nasution dan tim tahun 2024, experiential learning adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dengan menekankan pada pengalaman nyata sebagai sumber utama belajar.

Dalam penerapannya, model ini sangat fleksibel dan dapat melibatkan kolaborasi lintas mata pelajaran. Misalnya, guru IPS dan IPA dapat mengembangkan proyek berbasis lingkungan, atau guru Bahasa dan Seni merancang pementasan drama berdasarkan cerita rakyat lokal.

Manfaat Kolaborasi Guru dalam Experiential Learning

Kolaborasi antar guru dalam experiential learning memungkinkan beberapa hal berikut

  • Integrasi lintas mata pelajaran
  • Pembelajaran kontekstual dan lebih dekat dengan dunia nyata
  • Peningkatan keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok
  • Pemanfaatan kekuatan masing-masing guru dalam memfasilitasi pembelajaran

Langkah-Langkah Menerapkan Experiential Learning Bersama Guru Lain

Berikut adalah tiga Cara Menerapkan Experiential Learning dalam Pembelajaran dengan Guru Lain

1. Perencanaan

Langkah awal adalah merancang pembelajaran secara kolaboratif. Tahapan yang bisa dilakukan antara lain

  • Merancang pengalaman belajar yang relevan dan terintegrasi dengan kehidupan nyata siswa serta target lintas mata pelajaran

Contohnya proyek membuat produk daur ulang yang melibatkan pelajaran IPA tentang limbah, IPS tentang kewirausahaan, dan Bahasa Indonesia tentang presentasi produk

  • Menentukan tujuan pembelajaran, indikator keberhasilan, serta peran setiap guru

Misalnya guru IPA fokus pada aspek sains, guru Bahasa fokus pada penulisan laporan, guru Seni mendampingi proses visualisasi produk

  • Menyiapkan aktivitas terbuka dan eksploratif yang menstimulus kreativitas, pemikiran kritis, dan rasa ingin tahu siswa

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, kolaborasi guru dilaksanakan secara nyata di dalam proses pembelajaran, baik melalui proyek, eksperimen, simulasi, maupun kegiatan lapangan.

Tahapan pelaksanaan meliputi

  • Siswa dikelompokkan secara lintas kelas atau lintas pelajaran lalu menyelesaikan tugas berbasis proyek seperti market day, mini riset, atau kegiatan kampanye sosial
  • Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan instruksi dan arahan jelas, membimbing eksplorasi ide, mendukung siswa dalam pengambilan keputusan, serta membantu siswa merefleksikan pengalaman
  • Guru mengamati proses belajar siswa, mencatat dinamika kelompok, dan memberi umpan balik secara langsung untuk mendukung pembelajaran yang lebih dalam

Contoh dalam proyek konservasi lingkungan, guru IPA membantu aspek teknis dan eksperimen, guru IPS mengarahkan siswa menganalisis dampak sosial, dan guru Bahasa membimbing penulisan laporan kegiatan

3. Evaluasi

Evaluasi tidak hanya menjadi bagian penutup, tetapi juga alat refleksi bersama antara siswa dan guru

Langkah-langkah evaluasi antara lain

  • Siswa dan guru melakukan refleksi bersama terhadap pengalaman pembelajaran yang dijalani baik secara individu maupun kelompok
  • Mengaitkan hasil pengalaman dengan konsep teori yang telah dipelajari dari masing-masing mata pelajaran
  • Mengadakan diskusi kelas terbuka di mana siswa berbagi pengalaman dan tantangan, menilai keberhasilan dan hambatan, serta mengidentifikasi pelajaran yang dapat diterapkan di kehidupan nyata
  • Guru melakukan evaluasi kolaboratif dengan menyesuaikan strategi pembelajaran di masa depan berdasarkan umpan balik siswa, hasil proyek, dan ketercapaian tujuan pembelajaran

Contoh Penerapan Experiential Learning Kolaboratif

Beberapa contoh proyek dan kolaborasi lintas mata pelajaran

  • Tema Proyek
  • Gerakan Sekolah Ramah Lingkungan
  • Mata Pelajaran
  • IPA, IPS, Bahasa Indonesia
  • Aktivitas
  • Observasi lingkungan sekolah, kampanye, pembuatan poster
  • Tema Proyek
  • Usaha Kecil Siswa atau Market Day
  • Mata Pelajaran
  • Matematika, IPS, Seni Budaya
  • Aktivitas
  • Perhitungan modal dan keuntungan, desain produk, promosi
  • Tema Proyek
  • Pementasan Teater Sejarah
  • Mata Pelajaran
  • Sejarah, Bahasa Indonesia, Seni
  • Aktivitas
  • Penulisan naskah, pementasan, evaluasi pesan moral
  • Tema Proyek
  • Jelajah Budaya Lokal
  • Mata Pelajaran
  • Bahasa Daerah, IPS, Prakarya
  • Aktivitas
  • Wawancara tokoh lokal, pameran kerajinan, vlog budaya

Kesimpulan

Bagaimana menerapkan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain Jawabannya adalah dengan melakukan perencanaan pembelajaran kolaboratif, melaksanakan aktivitas eksploratif, dan melakukan evaluasi reflektif secara bersama-sama.

Dengan kolaborasi yang kuat antar guru, pembelajaran menjadi lebih kaya, relevan, dan berdampak nyata. Tidak hanya meningkatkan hasil belajar kognitif, tetapi juga memperkuat kecakapan sosial dan emosional siswa, yang merupakan fondasi utama pendidikan masa kini dan masa depan.

Mari kita terus kolaborasi dan ciptakan kelas yang hidup, kreatif, serta penuh pengalaman berharga bagi peserta didik.