Interaksi antarwilayah akan kuat apabila kedua wilayah memiliki potensi sumber daya yang berbeda secara kuantitas dan kualitas. Kondisi tersebut oleh Edward Ullman disebut dengan …. A. Intervening Opportunity B. Spatial Transferability C. Regional Complementarity D. Spatial Interaction E. Spatial Diffusion
Interaksi Antarwilayah Akan Kuat Apabila Kedua Wilayah Memiliki Potensi Sumber Daya yang Berbeda Secara Kuantitas dan Kualitas. Kondisi Tersebut Oleh Edward Ullman Disebut dengan…
Interaksi antarwilayah dalam konteks geografi dan pembangunan ekonomi memainkan peran penting dalam menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan wilayah. Konsep interaksi antarwilayah ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah potensi sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing wilayah. Menurut teori yang dikemukakan oleh Edward Ullman, interaksi antarwilayah akan cenderung lebih kuat apabila kedua wilayah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kondisi ini dalam teori geografi disebut dengan “Interaksi Keterpaduan Wilayah” (Complementarity).
Apa Itu Teori Complementarity menurut Edward Ullman?
Edward Ullman, seorang ahli geografi dan sosiologi, mengemukakan teori tentang interaksi antarwilayah dalam bukunya yang berjudul “Geography: Man and the Environment” pada tahun 1960. Teori ini berfokus pada interaksi antarwilayah yang terjadi akibat adanya perbedaan potensi sumber daya di antara wilayah-wilayah tersebut. Teori ini dikenal dengan istilah complementarity (keterpaduan), yang menjelaskan bahwa dua wilayah akan saling membutuhkan satu sama lain dan meningkatkan tingkat interaksi apabila mereka memiliki sumber daya yang tidak dimiliki oleh wilayah lainnya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Prinsip Dasar Teori Complementarity
Ada dua prinsip dasar dalam teori complementarity yang diusung oleh Edward Ullman:
- Perbedaan Sumber Daya: Setiap wilayah memiliki sumber daya alam, manusia, dan ekonomi yang berbeda. Wilayah yang kaya akan suatu sumber daya tertentu dapat saling melengkapi dengan wilayah yang kurang memiliki sumber daya tersebut. Sebagai contoh, sebuah wilayah yang kaya akan hasil pertanian mungkin akan memerlukan wilayah yang kaya akan hasil industri untuk memproses dan memasarkan hasil pertaniannya. Demikian pula, wilayah yang kekurangan sumber daya alam tertentu, seperti energi atau bahan baku, akan mencari wilayah yang memiliki kekayaan tersebut.
- Kebutuhan Dua Arah: Keterpaduan ini tidak hanya bersifat satu arah, tetapi terjadi secara timbal balik. Artinya, kedua wilayah saling membutuhkan dan menguntungkan satu sama lain. Misalnya, suatu wilayah yang memiliki kelebihan dalam hal tenaga kerja atau teknologi akan mendapatkan keuntungan dari wilayah yang membutuhkan tenaga kerja tersebut, dan pada saat yang sama, wilayah yang memiliki tenaga kerja berlimpah tersebut akan diuntungkan dengan adanya akses ke teknologi dan infrastruktur yang lebih maju.
Dampak dari Teori Complementarity dalam Pembangunan Ekonomi
Penerapan teori complementarity oleh Edward Ullman dapat dilihat dalam berbagai dinamika pembangunan ekonomi, baik dalam skala nasional maupun internasional. Berikut beberapa dampaknya:
- Peningkatan Kerjasama Antarwilayah: Ketika dua wilayah saling melengkapi satu sama lain, kerjasama antarwilayah akan semakin terjalin. Hal ini bisa tercermin dalam bentuk perdagangan, aliansi industri, hingga kerjasama dalam pengelolaan sumber daya alam.
- Distribusi Sumber Daya yang Lebih Merata: Wilayah yang sebelumnya kurang berkembang bisa memanfaatkan sumber daya dari wilayah yang lebih maju. Misalnya, wilayah pedesaan yang memiliki sumber daya alam dapat menyediakan bahan mentah untuk industri yang berada di kota besar, sementara wilayah perkotaan menyediakan teknologi dan fasilitas industri.
- Pengurangan Ketimpangan Ekonomi: Dengan adanya interaksi antarwilayah yang saling melengkapi, ketimpangan pembangunan antara wilayah yang satu dengan lainnya dapat dikurangi. Misalnya, wilayah dengan potensi sumber daya alam yang terbatas namun memiliki keunggulan dalam sektor jasa atau manufaktur, dapat berkembang pesat dengan adanya hubungan dagang dengan wilayah lain yang kaya akan bahan mentah.
Contoh Interaksi Complementarity dalam Kehidupan Nyata
- Hubungan antara Negara Penghasil Minyak dan Negara Pengguna Energi: Negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi, Rusia, dan Venezuela memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, yakni minyak bumi. Negara-negara ini akan memiliki interaksi yang kuat dengan negara-negara industri maju seperti Amerika Serikat, Jepang, atau negara-negara Eropa, yang membutuhkan energi untuk memajukan industri mereka. Meskipun kedua wilayah ini terpisah dalam hal geografi, namun mereka saling melengkapi dalam hal sumber daya.
- Kerjasama Antarwilayah di Indonesia: Di Indonesia, interaksi antarwilayah yang saling melengkapi dapat dilihat antara wilayah yang kaya akan hasil pertanian, seperti Jawa Barat dan Sumatra, dengan wilayah yang lebih maju secara industri seperti DKI Jakarta dan Surabaya. Wilayah pertanian akan menyediakan bahan baku pangan, sementara wilayah industri akan mengolah dan mendistribusikan produk-produk tersebut.
Penutup
Teori complementarity yang diperkenalkan oleh Edward Ullman memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana wilayah dengan potensi sumber daya yang berbeda dapat saling bergantung satu sama lain. Interaksi antarwilayah yang kuat tidak hanya menguntungkan bagi kedua pihak, tetapi juga berpotensi menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan saling mendukung dalam pembangunan ekonomi. Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin terhubungnya dunia, teori ini tetap relevan untuk memahami bagaimana hubungan antarwilayah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai belahan dunia.
