Buat kalian yang sedang mencari jawaban soal:
“Jelaskan Hal Yang Menyebabkan Perbedaan Perilaku Karyawan Berdasarkan Pendapat Gibson, Dkk (1982, 1989)”
tenang saja—artikel ini akan bantu kamu memahami dengan cara yang simpel, jelas, dan tetap berkualitas. Yuk, kita bahas satu per satu!
🏢 Perbedaan Perilaku Karyawan di PT. Sejahtera: Analisis Menurut Gibson, dkk (1982, 1989)
📌 Soal Lengkap:
PT. Sejahtera adalah sebuah perusahaan manufaktur yang sudah beroperasi selama 15 tahun. Baru-baru ini, perusahaan ini menghadapi penurunan produktivitas yang signifikan.
Sebagian besar karyawan di divisi produksi tampak kurang termotivasi dan tidak menunjukkan semangat yang sama seperti beberapa tahun yang lalu.
Sementara itu, tim pemasaran menunjukkan hasil yang sangat positif, dengan penjualan yang terus meningkat. Beberapa karyawan di divisi produksi mengungkapkan bahwa mereka merasa kurang dihargai dan tidak diberi kesempatan untuk berkembang.
Di sisi lain, di tim pemasaran, banyak anggota tim merasa didorong oleh penghargaan dan kesempatan untuk berinovasi.
Berdasarkan pengamatan ini, manajer SDM PT. Sejahtera ingin mencari tahu penyebab perbedaan perilaku dan motivasi di antara kedua divisi ini.
Pertanyaan:
Jelaskan hal yang menyebabkan perbedaan perilaku karyawan berdasarkan pendapat Gibson, dkk (1982, 1989)?
👨🏫 Teori Gibson, dkk (1982, 1989) Tentang Perilaku Karyawan
Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, perilaku karyawan dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
- Variabel Individual (Individual Variables)
- Variabel Organisasi (Organizational Variables)
- Variabel Lingkungan (Environmental Variables)
Ketiga variabel ini saling memengaruhi dan membentuk perilaku kerja seseorang dalam suatu organisasi.
🔍 Analisis Kasus PT. Sejahtera Berdasarkan Ketiga Variabel
1. ✅ Variabel Individual
Faktor ini mencakup karakteristik pribadi karyawan seperti motivasi, sikap, nilai, kepribadian, persepsi, dan harapan terhadap pekerjaannya.
- Di divisi produksi, karyawan merasa kurang dihargai dan tidak memiliki kesempatan berkembang. Hal ini menyebabkan motivasi intrinsik mereka menurun, sehingga berdampak pada sikap kerja yang kurang semangat.
- Di sisi lain, tim pemasaran mendapatkan penghargaan dan ruang untuk berinovasi. Ini memperkuat harapan dan kepuasan kerja mereka, sehingga perilaku kerja jadi lebih positif dan produktif.
2. 🏢 Variabel Organisasi
Faktor ini meliputi struktur organisasi, sistem penghargaan, desain pekerjaan, gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi.
- Divisi produksi kemungkinan memiliki sistem kerja yang monoton, kepemimpinan yang kurang partisipatif, serta minimnya sistem penghargaan dan pengakuan.
- Sedangkan di tim pemasaran, tampaknya terdapat sistem penghargaan yang jelas, peluang untuk pengembangan diri, serta lingkungan kerja yang mendukung kreativitas dan keterlibatan karyawan.
3. 🌐 Variabel Lingkungan
Faktor ini mencakup pengaruh eksternal seperti kondisi pasar, teknologi, dan budaya sosial di luar perusahaan.
- Divisi pemasaran sangat terhubung dengan pasar dan dinamika eksternal, sehingga sering dituntut untuk kreatif dan cepat tanggap. Ini membuat mereka lebih aktif dan terbuka terhadap perubahan.
- Sebaliknya, divisi produksi bisa saja bekerja dalam pola yang lebih tetap dan stabil, sehingga kurang terdorong untuk berinovasi atau bereksplorasi, kecuali ada pemicu internal yang mendorong.
🧩 Kesimpulan
Perbedaan perilaku antara karyawan di divisi produksi dan tim pemasaran PT. Sejahtera dapat dijelaskan melalui teori Gibson, dkk (1982, 1989) yang menyoroti tiga faktor utama:
- Faktor individu seperti motivasi dan persepsi terhadap pekerjaan.
- Faktor organisasi seperti struktur kerja, sistem penghargaan, dan gaya kepemimpinan.
- Faktor lingkungan yang membentuk cara divisi bekerja dan beradaptasi dengan tantangan eksternal.
Untuk mengatasi masalah ini, manajemen SDM perlu:
- Mengevaluasi sistem kerja dan penghargaan di divisi produksi
- Meningkatkan komunikasi dan partisipasi karyawan
- Memberi pelatihan serta kesempatan pengembangan diri
Dengan memahami faktor-faktor pembentuk perilaku ini, perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil, produktif, dan memotivasi semua divisi secara merata.
