Kata “literally” sering banget kita dengar atau baca, terutama di media sosial, film, dan percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris. Tapi, banyak juga yang bingung sebenarnya apa sih arti “literally” itu? Apakah cuma sekadar kata penguat, atau ada makna yang lebih spesifik?
Secara harfiah, “literally” artinya “secara harfiah” atau “benar-benar”. Kata ini digunakan untuk menegaskan bahwa sesuatu yang kita katakan memang benar-benar terjadi atau bermakna seperti itu, tanpa berlebihan atau kiasan. Misalnya, kalau kamu bilang, “I literally ran 5 kilometers,” artinya kamu benar-benar berlari sejauh 5 kilometer.
Tapi menariknya, dalam percakapan sehari-hari, kata “literally” sering juga dipakai sebagai ekspresi dramatis yang justru nggak sesuai dengan arti harfiahnya. Misalnya, “I’m literally dying of laughter” yang sebenarnya cuma ungkapan berlebihan, bukan mati beneran.
Di artikel ini, kita bakal bahas lebih lengkap arti kata “literally”, kapan harus dipakai sesuai makna asli, dan kapan biasanya dipakai sebagai ekspresi berlebihan. Yuk, simak supaya makin paham dan nggak salah pakai!
Literally Artinya: Pengertian, Penggunaan, dan Perkembangan Maknanya
Kata literally merupakan salah satu kata dalam bahasa Inggris yang sangat sering ditemui dalam berbagai konteks, mulai dari percakapan sehari-hari, tulisan akademis, media sosial, hingga karya sastra. Meskipun terlihat sederhana, kata ini menyimpan makna dan penggunaan yang menarik sekaligus kompleks, terutama karena mengalami perkembangan makna yang cukup signifikan dari waktu ke waktu.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang arti kata literally, bagaimana kata ini digunakan, perkembangan maknanya, serta dampaknya dalam komunikasi sehari-hari. Kamu juga akan menemukan contoh penggunaan kata literally yang tepat dan yang sudah melenceng dari makna aslinya.
1. Arti Dasar Kata Literally
Secara etimologis, kata literally berasal dari kata dasar literal yang berarti “berkaitan dengan kata-kata atau teks yang sesungguhnya.” Dalam bahasa Indonesia, literally artinya “secara harfiah” atau “benar-benar terjadi sebagaimana tertulis atau dikatakan”.
Jadi, bila seseorang menggunakan kata literally dalam kalimat, maksud utamanya adalah bahwa pernyataan tersebut benar-benar nyata dan bukan hanya kiasan, perumpamaan, atau hiperbola (melebih-lebihkan).
Contoh penggunaan literally dengan arti harfiah:
- She literally jumped out of her seat when she heard the news.
(Dia benar-benar melompat dari tempat duduknya ketika mendengar berita itu.) - The temperature literally dropped to zero degrees last night.
(Suhu benar-benar turun sampai nol derajat tadi malam.)
Di sini, literally menegaskan bahwa tindakan melompat dan penurunan suhu tersebut benar-benar terjadi, bukan hanya dikatakan secara berlebihan atau kiasan.
2. Penggunaan Literally dalam Bahasa Inggris
a. Penggunaan Formal dan Harfiah
Dalam konteks formal, seperti dalam tulisan ilmiah, berita, atau laporan resmi, kata literally dipakai untuk mempertegas bahwa sesuatu yang diungkapkan adalah fakta, bukan kiasan.
Misalnya, dalam sebuah laporan cuaca:
- The hurricane literally destroyed the entire coastal town.
(Badai tersebut benar-benar menghancurkan seluruh kota pesisir.)
Kata literally di sini berfungsi agar pembaca memahami bahwa kerusakan yang terjadi bukan sekadar gambaran, tapi fakta yang nyata.
b. Penggunaan Informal dan Figuratif
Namun, dalam penggunaan sehari-hari, khususnya dalam percakapan informal dan media sosial, kata literally sering digunakan secara hiperbolik atau berlebihan untuk mengekspresikan perasaan yang sangat kuat.
Contoh:
- I’m literally starving right now!
(Aku benar-benar kelaparan sekarang!) — meskipun sebenarnya belum sampai kelaparan parah. - She literally cried for hours after watching the movie.
(Dia benar-benar menangis berjam-jam setelah menonton film itu.)
Dalam kalimat-kalimat ini, literally tidak lagi dipakai secara harfiah, melainkan lebih berfungsi sebagai penegas atau eksagerasi dari keadaan yang dirasakan.
3. Perkembangan Makna dan Kontroversi
Penggunaan literally sebagai penegas hiperbola ini sebenarnya sudah ada sejak abad ke-18, namun baru menjadi sangat populer di abad ke-20 dan 21, terutama dalam budaya populer dan media sosial.
a. Perubahan Makna (Semantic Shift)
Secara tradisional, literally hanya berarti “secara harfiah.” Namun, seiring waktu, kata ini juga mulai dipakai untuk memperkuat ekspresi emosi, meski bertentangan dengan arti aslinya. Ini merupakan contoh dari semantic shift (perubahan makna) yang umum terjadi dalam bahasa.
b. Kontroversi dan Kritik
Banyak ahli bahasa, guru, dan penulis yang mengkritik penggunaan literally secara hiperbolik karena dianggap menyebabkan kebingungan makna dan mengurangi kejelasan komunikasi.
Misalnya, jika seseorang mengatakan:
- I literally died laughing.
Secara harfiah, itu tidak mungkin, karena orang tersebut tidak benar-benar mati. Namun dalam konteks sehari-hari, maksudnya adalah dia tertawa sangat keras.
Beberapa puritan bahasa berpendapat bahwa penggunaan seperti ini harus dihindari agar arti kata literally tetap konsisten dan jelas.
4. Sinonim dan Kata Sejenis
Dalam bahasa Indonesia, kata literally bisa diterjemahkan dengan beberapa padanan, tergantung konteksnya, seperti:
- Secara harfiah
- Benar-benar
- Tepat seperti itu
- Sebenarnya
Dalam bahasa Inggris, ada beberapa kata lain yang mirip dengan literally, misalnya:
- Actually (sebenarnya)
- Truly (benar-benar)
- Exactly (tepat)
- Factually (berdasarkan fakta)
Namun, none of these have the exact same nuance as literally when emphasizing that something is happening in the most literal or exact sense.
5. Contoh Kalimat Menggunakan Literally
Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang menggunakan kata literally secara tepat dan tidak tepat:
a. Penggunaan tepat (harfiah):
- The book was literally falling apart due to old age.
(Buku itu benar-benar hampir hancur karena sudah sangat tua.) - He literally ran five miles this morning.
(Dia benar-benar berlari sejauh lima mil pagi ini.)
b. Penggunaan tidak tepat (hiperbolik):
- I literally exploded with anger.
(Aku benar-benar meledak karena marah — jelas tidak secara fisik meledak.) - She literally ate a whole pizza by herself.
(Dia benar-benar makan satu pizza utuh sendirian — bisa jadi ini benar, tapi juga sering hanya sebagai ungkapan berlebihan.)
6. Tips Menggunakan Literally dengan Benar
Agar komunikasi tetap jelas dan tidak membingungkan, berikut beberapa tips menggunakan literally dengan tepat:
- Gunakan literally hanya saat maksudmu adalah sesuatu yang benar-benar terjadi secara harfiah.
Jangan gunakan untuk ekspresi berlebihan atau hiperbola. - Jika ingin mengekspresikan sesuatu secara emosional, pilih kata lain seperti really, very, atau so.
- Perhatikan audiens dan konteks.
Dalam komunikasi santai, penggunaan literally sebagai hiperbola mungkin bisa diterima, tetapi dalam konteks formal hindari. - Kalau ragu, jangan gunakan literally.
Lebih baik gunakan kata yang maknanya pasti agar tidak salah pengertian.
7. Peran Literally dalam Budaya Populer
Dalam dunia hiburan dan media sosial, literally sering dipakai untuk menambah dramatisasi atau humor. Misalnya:
- Meme dan caption di Instagram atau Twitter sering memakai literally untuk menguatkan pernyataan, walau tidak benar-benar harfiah.
- Dalam film atau serial TV, karakter mungkin mengatakan “literally” untuk menekankan betapa parah atau lucunya situasi, seperti “I literally can’t even!” yang berarti “Aku benar-benar tidak sanggup!” padahal bukan berarti benar-benar tidak sanggup.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana bahasa bisa berkembang mengikuti budaya dan kebiasaan masyarakat.
8. Perbandingan Literally dan Figuratively
Sering kali literally dikontraskan dengan figuratively, yang artinya “secara kiasan” atau “tidak secara harfiah”.
Misalnya:
- He literally broke the window.
(Dia benar-benar memecahkan jendela.) - He figuratively broke my heart.
(Dia secara kiasan “memecahkan” hatiku, artinya membuatku sedih, bukan benar-benar menghancurkan organ jantung.)
Perbedaan ini penting dipahami agar komunikasi tidak membingungkan.
9. Kesimpulan
Kata literally berarti secara harfiah, benar-benar, sesuai kata-kata. Kata ini berfungsi untuk menegaskan bahwa sesuatu yang dikatakan benar-benar terjadi, bukan hanya kiasan atau hiperbola.
Namun, dalam percakapan sehari-hari, penggunaan literally sudah meluas menjadi ekspresi berlebihan yang justru bertentangan dengan arti aslinya. Hal ini menimbulkan kontroversi di kalangan ahli bahasa, tetapi juga menunjukkan bagaimana bahasa terus berkembang.
Untuk komunikasi yang efektif, penting memahami konteks dan tujuan penggunaan literally agar pesan yang disampaikan tidak salah dimengerti. Dalam tulisan formal, penggunaan literally sebaiknya tetap sesuai arti harfiahnya untuk menjaga kejelasan dan ketepatan informasi.
