Menjadi guru bukan hanya tentang mengajar, tapi juga tentang bagaimana menjaga integritas, profesionalisme, dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai etika. Salah satu hal penting dalam profesi ini adalah memahami dan menerapkan kode etik guru dalam setiap aspek tugas dan tanggung jawab kita.
Ketika merancang dan melaksanakan kegiatan promosi kode etik guru, tentu ada banyak proses yang dilalui—mulai dari memahami isi kode etik, menyusun strategi penyampaian yang efektif, hingga merefleksikan sikap dan perilaku kita sendiri sebagai pendidik. Proses ini bukan sekadar tugas administratif, tapi sebuah perjalanan belajar yang bermakna.
Melalui kegiatan ini, guru diajak untuk lebih sadar akan peran dan pengaruhnya terhadap murid, sesama rekan kerja, dan lingkungan sekolah. Bukan hanya tentang tahu isi kode etik, tapi juga bagaimana menerapkannya secara nyata dalam keseharian di kelas dan di luar kelas.
Pertanyaan ini mengajak Bapak/Ibu untuk merenungkan kembali pengalaman dan pembelajaran yang didapat selama menjalankan proses tersebut. Apa yang berubah dari cara pandang? Nilai-nilai apa yang makin dikuatkan? Dan bagaimana hal itu berdampak pada praktik mengajar ke depan?
Pertanyaan:
Pembelajaran apa yang Bapak/Ibu dapatkan selama proses merancang dan melaksanakan promosi kode etik guru ini?
Dalam proses merancang dan melaksanakan promosi kode etik guru, saya mendapatkan banyak pembelajaran yang memperkaya pemahaman saya tentang peran guru sebagai pendidik profesional dan teladan moral bagi peserta didik maupun masyarakat. Kegiatan ini membuka kesadaran saya bahwa kode etik bukan sekadar aturan tertulis, tetapi merupakan kompas moral yang mengarahkan setiap langkah, sikap, dan keputusan dalam praktik mengajar sehari-hari.
Saya belajar bahwa sebagai guru, penting untuk tidak hanya mengetahui isi kode etik secara teoritis, tetapi juga mampu menerjemahkannya dalam tindakan nyata—baik di dalam kelas maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Selama proses ini, saya juga menyadari pentingnya refleksi diri, komunikasi yang etis, serta konsistensi dalam bersikap sebagai bentuk integritas seorang pendidik.
Selain itu, melibatkan rekan sejawat dan pemangku kepentingan sekolah dalam promosi kode etik memberikan saya pengalaman berharga dalam kolaborasi profesional, membangun budaya saling mengingatkan, dan menguatkan praktik etis di lingkungan sekolah.
