Peran Mahasiswa dalam Menghidupkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Global

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan arah kehidupan masyarakat. Nilai-nilai di dalamnya seperti gotong royong, keadilan sosial, dan kemanusiaan yang adil dan beradab bukan hanya menjadi bagian dari dokumen kenegaraan, tetapi seharusnya hadir dalam perilaku sehari-hari, termasuk di lingkungan pendidikan tinggi.

Di tengah tantangan global seperti individualisme, disrupsi teknologi, dan krisis identitas budaya, mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran strategis dalam menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila. Melalui tindakan nyata, mahasiswa dapat menunjukkan bahwa Pancasila bukan hanya hafalan lima sila, tetapi pedoman dalam bersikap, berperilaku, dan berinteraksi, baik di lingkungan kampus maupun dalam masyarakat luas.

Modul pembelajaran yang telah dipelajari memberikan pemahaman bahwa menginternalisasi Pancasila di era sekarang menuntut kreativitas, kesadaran kritis, dan komitmen moral. Mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami Pancasila secara teoritis, tetapi juga mampu mewujudkannya dalam aksi nyata yang relevan dengan kondisi zaman.

Pertanyaan reflektif ini mengajak kita untuk merenungkan: sejauh mana mahasiswa telah dan dapat mengambil peran dalam menghidupkan nilai-nilai Pancasila di keseharian mereka? Dan bagaimana contoh konkret serta referensi yang mendukung hal tersebut bisa menjadi pijakan dalam menjawab tantangan kebangsaan saat ini?

Soal

Bagaimana anda selama ini menjadi guru? Apakah anda sudah memahami experiential learning dan menerapkannya?

Contoh Jawaban

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan hanya menjadi landasan hukum, tetapi juga menjadi falsafah hidup bangsa yang mengandung nilai-nilai luhur seperti kemanusiaan, persatuan, keadilan sosial, dan semangat musyawarah. Dalam konteks tantangan global saat ini—seperti perkembangan teknologi, individualisme, krisis lingkungan, serta ancaman terhadap identitas kebangsaan—nilai-nilai Pancasila menjadi semakin relevan dan penting untuk dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya oleh mahasiswa sebagai agen perubahan.

Peran Mahasiswa sebagai Penggerak Nilai Pancasila

Sebagai kelompok intelektual yang sedang ditempa untuk menjadi pemimpin masa depan, mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk menghidupkan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luas. Peran ini bukan sekadar simbolik, melainkan diwujudkan melalui tindakan nyata yang berlandaskan pada 5 sila Pancasila.

Berikut adalah beberapa cara mahasiswa dapat menghidupkan nilai-nilai Pancasila:


1. Mengamalkan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Mahasiswa menunjukkan sikap toleransi beragama dan menghormati perbedaan keyakinan di lingkungan kampus. Misalnya, dengan:

  • Mengikuti forum lintas agama dan kegiatan sosial bersama tanpa diskriminasi.
  • Mendorong universitas untuk menyediakan ruang ibadah yang adil bagi seluruh umat beragama.

Contoh nyata: Mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan diskusi antaragama untuk membangun toleransi, seperti kegiatan yang dilakukan oleh Forum Dialog Antar Iman.


2. Mengamalkan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Mahasiswa terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat, advokasi HAM, atau aksi kemanusiaan. Misalnya:

  • Membantu korban bencana alam melalui relawan kampus.
  • Mengadvokasi hak-hak kelompok marjinal seperti penyandang disabilitas atau masyarakat adat.

Contoh nyata: Mahasiswa Universitas Indonesia aktif dalam kegiatan “Relawan UI untuk Kemanusiaan” yang mengirimkan bantuan ke daerah bencana.


3. Menjaga Persatuan Indonesia

Di tengah keberagaman etnis, budaya, dan daerah asal mahasiswa, sikap nasionalisme inklusif penting untuk dijaga. Mahasiswa dapat:

  • Mencegah dan menolak tindakan diskriminatif atau rasis di kampus.
  • Mengadakan festival budaya yang mempererat kebhinekaan.

Contoh nyata: Program “Kampus Merdeka Budaya Nusantara” yang memperkenalkan budaya daerah dari mahasiswa di seluruh Indonesia secara berkala.


4. Mengamalkan Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Mahasiswa aktif dalam organisasi kemahasiswaan, forum diskusi, dan BEM, serta menjunjung tinggi musyawarah untuk mengambil keputusan yang adil dan tidak memaksakan kehendak.

Contoh nyata: Pemilihan ketua BEM melalui debat terbuka dan voting musyawarah yang melibatkan seluruh perwakilan fakultas secara demokratis.


5. Mengamalkan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mahasiswa mendorong keadilan akses terhadap pendidikan, ekonomi, dan teknologi, serta melakukan aksi nyata untuk mengurangi kesenjangan.

Contoh nyata: Mahasiswa ITB menciptakan teknologi sederhana untuk membantu petani meningkatkan hasil panen melalui program pengabdian masyarakat berbasis inovasi.


Tantangan Global dan Peran Strategis Mahasiswa

Di tengah tantangan globalisasi, mahasiswa juga perlu mengembangkan literasi digital, etika bermedia sosial, serta sikap kritis terhadap isu-isu global. Mahasiswa Pancasialis adalah mereka yang mampu menyaring pengaruh luar tanpa kehilangan jati diri kebangsaan.

Menghidupkan Pancasila dalam kehidupan kampus juga berarti menolak korupsi, radikalisme, dan intoleransi, serta menjadi contoh dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan.


Sumber Referensi:

  1. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). (2020). Modul Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.
  2. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
  3. Wibowo, A. (2019). Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai Pancasila. Jurnal Pendidikan Karakter, 9(2).

Kesimpulan

Pancasila bukan hanya menjadi dokumen historis, tetapi harus hidup dan dihidupkan dalam tindakan sehari-hari. Mahasiswa, sebagai generasi penerus bangsa, memiliki peran sentral dalam menanamkan dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi dan perubahan zaman. Melalui tindakan nyata yang berlandaskan pada semangat kebangsaan, solidaritas, dan keadilan, mahasiswa dapat menjadi penggerak utama dalam menjaga integritas dan identitas bangsa Indonesia.