Kaum Anshar adalah kelompok sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari kota Madinah. Mereka dikenal sebagai sosok yang memiliki sikap luar biasa, penuh pengorbanan, dan kebersamaan dalam mendukung perjuangan dakwah Islam. Kisah kaum Anshar menjadi teladan bagi umat Islam, menunjukkan betapa pentingnya sikap saling membantu, rendah hati, dan siap berkorban demi agama dan sesama. Dalam artikel ini, kita akan membahas sikap-sikap yang patut diteladani dari kisah kaum Anshar beserta contohnya.
Kaum Anshar adalah sekelompok orang yang terkenal dalam sejarah Islam, terutama pada masa awal perkembangan agama Islam di Madinah. Mereka memiliki peran penting dalam mendukung perjuangan Nabi Muhammad SAW, terutama setelah hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Berikut adalah penjelasan lebih mendalam tentang Kaum Anshar:
1. Definisi Kaum Anshar
- Anshar (Bahasa Arab: الأنصار) secara harfiah berarti “penolong” atau “pembantu”. Kaum Anshar adalah kelompok orang Madinah (atau sebelumnya dikenal dengan nama Yatsrib) yang menerima dan membantu Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya ketika mereka hijrah dari Mekkah ke Madinah.
- Mereka adalah kelompok yang sangat penting dalam sejarah Islam, karena mereka mendukung Nabi Muhammad SAW dalam berbagai aspek kehidupan, baik dari segi moral, material, maupun perlindungan.
2. Konteks Sejarah
Pada tahun 622 M, ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya berada dalam tekanan berat di Mekkah, beliau melakukan hijrah (perpindahan) ke Madinah. Di Madinah, Nabi Muhammad disambut dengan tangan terbuka oleh kaum Anshar, yang terdiri dari dua suku utama, yaitu:
- Suku Aws
- Suku Khazraj
Madinah yang sebelumnya dikenal sebagai Yatsrib, berubah menjadi pusat baru bagi perkembangan Islam berkat sambutan luar biasa dari kaum Anshar.
3. Peran Kaum Anshar
- Menyambut Hijrah: Kaum Anshar sangat menyambut kedatangan Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya dari Mekkah. Mereka bahkan menawarkan rumah, harta benda, dan perlindungan tanpa pamrih.
- Perang Badar: Dalam pertempuran pertama besar antara pasukan Muslim dan pasukan Quraisy Mekkah pada tahun 624 M, kaum Anshar menunjukkan keberanian luar biasa dan berperan penting dalam kemenangan pasukan Muslim.
- Perang Uhud: Meskipun pada Perang Uhud (625 M) pasukan Muslim mengalami kekalahan sementara, peran kaum Anshar tetap sangat penting dalam upaya mempertahankan Madinah dan menjaga stabilitas komunitas Muslim.
- Perang Khandaq: Kaum Anshar juga menunjukkan keteguhan mereka dalam menghadapi serangan besar dari pasukan koalisi Quraisy pada Perang Khandaq (627 M), dengan membantu dalam membangun parit (khandaq) untuk melindungi Madinah.
4. Bai’at Aqabah
Pada dua kesempatan yang dikenal dengan Bai’at Aqabah, kaum Anshar memberikan janji setia kepada Nabi Muhammad SAW untuk melindunginya dan Islam dengan sepenuh hati. Peristiwa ini sangat penting karena menjadi dasar dari hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah.
- Bai’at Aqabah I (621 M) adalah saat 12 orang Anshar dari suku Khazraj berjanji untuk mendukung Nabi Muhammad.
- Bai’at Aqabah II (622 M) adalah janji setia lebih besar dari 73 orang (terdiri dari laki-laki dan perempuan) yang akhirnya memutuskan untuk membawa Nabi Muhammad dan para sahabatnya ke Madinah dengan tujuan memberi dukungan penuh.
5. Pengorbanan Kaum Anshar
Kaum Anshar tidak hanya menawarkan bantuan material dan perlindungan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menunjukkan pengorbanan besar. Mereka menerima para Muhajirin (orang-orang yang berhijrah dari Mekkah) dengan penuh kasih sayang, berbagi rumah, harta, dan bahkan pekerjaan mereka, meskipun ini berarti mereka harus berbagi kehidupan mereka dengan orang-orang baru yang datang.
Salah satu contoh dari pengorbanan ini adalah ketika Nabi Muhammad SAW membagi-bagikan harta yang diperoleh dari hasil ghanimah (harta rampasan perang), dan para sahabat Muhajirin merasa tidak enak hati untuk mengambil bagian yang besar. Namun, kaum Anshar dengan ikhlas memberikan sebagian besar harta mereka kepada para Muhajirin tanpa mengharapkan balasan.
6. Keutamaan Kaum Anshar
Nabi Muhammad SAW seringkali memuji kaum Anshar karena kesetiaan dan pengorbanan mereka dalam mendukung perjuangan Islam. Salah satu hadis yang terkenal tentang keutamaan kaum Anshar adalah:
“Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kalian untuk mencintai empat orang: aku, Abu Bakar, Umar, dan Ali. Dan sesungguhnya Anshar adalah saudara-saudara kalian yang sangat baik.” (HR. Al-Bukhari)
Hal ini menunjukkan bahwa kaum Anshar memiliki tempat yang sangat penting dalam sejarah Islam, bahkan Nabi Muhammad SAW mengingatkan umat Islam untuk mencintai mereka.
Sikap Apakah yang Patut Diteladani dari Kisah Kaum Anshar?
1. Sikap Saling Membantu dan Kerjasama
Salah satu sikap yang patut diteladani dari kaum Anshar adalah semangat saling membantu dan kerjasama yang sangat kuat. Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah, kaum Anshar menyambut kedatangan beliau dengan hati terbuka dan memberikan segala bentuk bantuan yang dibutuhkan, baik itu tempat tinggal, makanan, maupun perlindungan. Mereka tidak merasa terancam dengan kedatangan kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekkah), melainkan mereka justru menyambut dengan penuh kasih sayang.
Contoh nyata dari sikap saling membantu ini adalah ketika kaum Anshar menyambut para muhajirin dengan membuka rumah mereka dan berbagi harta benda, meskipun sebagian besar kaum Anshar sendiri masih hidup dalam kesederhanaan. Hal ini menunjukkan bahwa sikap solidaritas dan kerjasama dalam menghadapi situasi sulit adalah sikap yang patut diteladani.
2. Sikap Tawadhu’ (Rendah Hati)
Kaum Anshar juga terkenal dengan sikap tawadhu’ atau rendah hati. Meskipun mereka memiliki kontribusi besar dalam perjuangan Islam, mereka tidak pernah merasa lebih hebat atau sombong. Mereka selalu mengutamakan kerendahan hati dan lebih memilih untuk bekerja di balik layar, tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan.
Contohnya adalah sikap sahabat seperti Saad bin Ubadah dan Abu Ayyub al-Ansari, yang meskipun menjadi tokoh penting dalam pertempuran dan pembangunan Madinah, mereka tetap merendahkan hati dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain. Sikap rendah hati ini sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar kita tidak merasa lebih dari orang lain, meskipun kita memiliki kelebihan.
3. Sikap Mengutamakan Kepentingan Bersama
Sikap ketiga yang patut diteladani dari kaum Anshar adalah mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Mereka tidak mementingkan diri sendiri, melainkan selalu memprioritaskan kepentingan umat dan perjuangan agama. Ketika terjadi peristiwa besar seperti Perang Badar, Perang Uhud, dan lainnya, kaum Anshar menunjukkan semangat juang yang luar biasa tanpa pamrih demi kemenangan Islam.
Salah satu contoh yang sangat mengesankan adalah ketika para sahabat Anshar rela memberikan harta dan darah mereka demi kemenangan Islam meskipun mereka tidak mendapat keuntungan pribadi. Mereka juga sangat mendukung setiap keputusan yang diambil oleh Nabi Muhammad SAW untuk kepentingan umat. Mengutamakan kepentingan bersama ini adalah sikap yang sangat penting, terutama dalam masyarakat yang penuh dengan tantangan dan persaingan.
Penutup
Dari kisah kaum Anshar, kita dapat belajar berbagai sikap yang patut diteladani, di antaranya adalah sikap saling membantu dan kerjasama, sikap tawadhu’ (rendah hati), dan sikap mengutamakan kepentingan bersama. Ketiga sikap tersebut tidak hanya penting dalam konteks perjuangan agama, tetapi juga dalam kehidupan sosial kita sehari-hari. Semangat gotong royong, rendah hati, dan kepedulian terhadap kepentingan bersama harus terus dijaga dan diterapkan agar kita bisa membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Sikap apakah yang patut diteladani dari kisah kaum Anshar? Tentunya, semua sikap tersebut adalah contoh teladan yang bisa menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dan masyarakat umum. Kita perlu mencontoh semangat dan nilai-nilai luhur dari kaum Anshar dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan sosial, pekerjaan, maupun kehidupan beragama.
