Ulasan Kunci Jawaban Latihan Pemahaman Materi Mengenal Aplikasi Terbuka dan Tertutup dalam Pembelajaran Modul 2

Dalam dunia pendidikan modern, pemanfaatan teknologi untuk mendukung pembelajaran sudah menjadi hal yang sangat penting. Seiring dengan perkembangan teknologi, kini banyak tersedia berbagai aplikasi pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas belajar mengajar, mulai dari aplikasi untuk asesmen, pembelajaran kooperatif, hingga interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik. Salah satu topik yang dibahas dalam Modul 2 adalah mengenai Aplikasi Terbuka dan Tertutup dalam konteks Pembelajaran Kooperatif dan Asesmen Peserta Didik.

Artikel ini akan memberikan ulasan tentang kunci jawaban dari Latihan Pemahaman Modul 2, dengan fokus pada pemahaman mengenai aplikasi terbuka dan tertutup dalam pembelajaran. Pembahasan ini juga akan meliputi contoh aplikasi yang umum digunakan dalam pembelajaran serta bagaimana aplikasi tersebut mendukung proses pendidikan di era digital.

Pemahaman Dasar: Aplikasi Terbuka vs Tertutup

Sebelum kita menyelami lebih dalam soal latihan dan jawaban, penting untuk terlebih dahulu memahami perbedaan mendasar antara aplikasi terbuka dan aplikasi tertutup.

  1. Aplikasi Terbuka (Open-Source): Aplikasi terbuka adalah jenis aplikasi yang sumber kodenya dapat diakses dan dimodifikasi oleh siapa saja. Pengguna aplikasi terbuka dapat melakukan perubahan, pengembangan, atau bahkan menambahkan fitur-fitur baru sesuai dengan kebutuhan mereka. Aplikasi jenis ini mendukung kolaborasi dan inovasi secara berkelanjutan. Contoh aplikasi terbuka dalam konteks pendidikan misalnya adalah Moodle dan Google Classroom.
  2. Aplikasi Tertutup (Proprietary): Sebaliknya, aplikasi tertutup adalah jenis aplikasi yang kode sumbernya tidak dapat diakses atau diubah oleh pengguna biasa. Pengguna hanya dapat menggunakan aplikasi tersebut sesuai dengan apa yang sudah ditawarkan oleh pengembang aplikasi. Biasanya, aplikasi tertutup memiliki batasan dalam hal kustomisasi dan modifikasi konten. Sebagai contoh aplikasi tertutup dalam pendidikan adalah Quizizz dan Kahoot, meskipun ada beberapa elemen dalam aplikasi ini yang dapat disesuaikan, namun pengguna tidak bisa mengubah atau menambah kode atau struktur dasar aplikasi tersebut.

Latihan Pemahaman Modul 2: Soal 1

Pada soal pertama dalam latihan pemahaman, peserta diminta untuk mengevaluasi kebenaran dari sebuah pernyataan mengenai aplikasi tertutup.

Soal 1:

Pada tipe aplikasi tertutup, pengguna tidak dapat mengubah atau menambahkan konten di aplikasi tersebut.

  • Benar
  • Salah

Kunci Jawaban:

Benar

Pembahasan:

Pernyataan ini adalah benar karena aplikasi tertutup (proprietary) memang tidak memungkinkan pengguna untuk mengubah atau menambah konten di dalam aplikasi tersebut. Aplikasi jenis ini sudah disusun sedemikian rupa oleh pengembangnya, dan pengguna hanya dapat menggunakan aplikasi sesuai dengan fungsi dan fitur yang sudah disediakan. Sebagai contoh, dalam aplikasi seperti Quizizz atau Kahoot, pengguna dapat menggunakan kuis atau soal yang sudah disediakan, tetapi tidak bisa mengubah kode atau menambahkan fitur baru yang lebih dalam.

Namun, meskipun terbatas dalam hal modifikasi internal, aplikasi tertutup sering kali menawarkan fungsionalitas yang lebih stabil dan terjamin karena sudah teruji oleh pengembang. Selain itu, aplikasi ini biasanya sudah dirancang untuk kemudahan penggunaan sehingga cocok untuk pendidik yang ingin fokus pada pengelolaan kelas tanpa harus khawatir mengenai modifikasi teknis.


Cerita Reflektif: Pengalaman Menggunakan Aplikasi Terbuka dan Tertutup

Setelah menjawab soal pemahaman, peserta diminta untuk melakukan refleksi pribadi mengenai penggunaan aplikasi terbuka dan tertutup dalam pembelajaran mereka. Berikut adalah soal cerita reflektif yang diajukan dalam modul ini:

Cerita Reflektif:

Aplikasi terbuka dan tertutup apa yang pernah Ibu/Bapak gunakan selama ini untuk pembelajaran?

Jawaban:

Aplikasi yang pernah saya gunakan untuk pembelajaran adalah Quizizz dan Kahoot.

Pembahasan:

Aplikasi seperti Quizizz dan Kahoot merupakan contoh aplikasi tertutup yang sering digunakan dalam pembelajaran, terutama dalam asesmen dan evaluasi pembelajaran secara interaktif. Meskipun pengguna tidak dapat mengubah kode atau menambah fitur secara langsung, aplikasi-aplikasi ini menyediakan fitur yang sangat berguna untuk menciptakan kuis interaktif dan kompetisi yang menyenangkan di kelas. Kedua aplikasi ini memudahkan pendidik untuk mengukur pemahaman siswa secara langsung dan memberikan umpan balik instan yang dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.

Beberapa fitur utama dari aplikasi seperti Quizizz dan Kahoot termasuk:

  • Pembuatan kuis secara mudah dengan berbagai pilihan soal, mulai dari soal pilihan ganda hingga soal berbentuk gambar.
  • Interaktivitas yang memotivasi siswa untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.
  • Pemberian skor otomatis untuk setiap jawaban yang diberikan siswa.
  • Integrasi dengan platform lain seperti Google Classroom atau Microsoft Teams, yang mempermudah distribusi soal dan pengumpulan hasil.

Meskipun aplikasi ini menawarkan banyak manfaat dalam asesmen interaktif, penting untuk dicatat bahwa pengguna tidak dapat memodifikasi cara kerja aplikasi atau menambahkan fitur baru di dalamnya, yang merupakan karakteristik dari aplikasi tertutup.

Sementara itu, aplikasi terbuka seperti Moodle atau Google Classroom memungkinkan pengguna untuk lebih bebas dalam melakukan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan kelas atau sekolah. Sebagai contoh, dalam Google Classroom, pendidik dapat membuat materi pembelajaran, tugas, dan evaluasi sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam hal ini, kustomisasi dan penambahan konten dapat dilakukan dengan sangat fleksibel.


Aplikasi Terbuka dan Tertutup dalam Pembelajaran Kooperatif

Dalam konteks pembelajaran kooperatif, baik aplikasi terbuka maupun tertutup memiliki peran penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan kolaboratif antara siswa dan pendidik. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kedua jenis aplikasi dalam pembelajaran kooperatif:

  1. Aplikasi Terbuka (Open-Source):
    • Google Classroom: Membantu pendidik mengorganisir kelas dan memberikan ruang bagi siswa untuk berkolaborasi dalam penugasan grup. Google Classroom memungkinkan siswa untuk berbagi materi, diskusi, dan tugas, serta memberikan umumkan feedback.
    • Moodle: Aplikasi pembelajaran yang terbuka dan memungkinkan pendidik untuk membuat kursus online di mana siswa bisa mengakses modul pembelajaran, berdiskusi di forum, dan mengerjakan tugas secara bersama-sama.
    • Padlet: Platform kolaboratif untuk berbagi ide, gambar, dan informasi. Siswa bisa mengumpulkan bahan diskusi dalam bentuk visual dan teks, yang mendukung pembelajaran berbasis kolaborasi.
  2. Aplikasi Tertutup (Proprietary):
    • Kahoot: Dikenal sebagai aplikasi game-based learning, di mana siswa dapat bekerja dalam tim untuk menjawab pertanyaan dengan benar dan cepat. Kahoot sangat cocok digunakan dalam pembelajaran kooperatif, terutama untuk memperkenalkan konsep-konsep baru dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
    • Quizizz: Selain digunakan untuk asesmen individu, Quizizz juga bisa digunakan dalam mode kompetisi tim, di mana siswa bekerja sama untuk menjawab pertanyaan dengan benar, meningkatkan interaksi dan pembelajaran kooperatif.

Kesimpulan

Dalam Modul 2 tentang Permainan Interaktif untuk Pembelajaran Kooperatif dan Asesmen Peserta Didik, kita mempelajari mengenai perbedaan aplikasi terbuka dan tertutup, serta bagaimana kedua jenis aplikasi tersebut digunakan dalam konteks pembelajaran. Aplikasi tertutup seperti Quizizz dan Kahoot memang memiliki keterbatasan dalam hal modifikasi konten, namun mereka sangat berguna dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif, khususnya untuk asesmen dan pembelajaran kooperatif.

Sementara itu, aplikasi terbuka memberikan fleksibilitas lebih bagi pendidik untuk menyesuaikan dan mengembangkan konten sesuai dengan kebutuhan siswa, seperti yang dapat dilakukan dalam Google Classroom atau Moodle.

Melalui pemanfaatan aplikasi-aplikasi ini, pendidik dapat menciptakan pembelajaran yang lebih dinamis, kolaboratif, dan berpusat pada siswa, sehingga dapat mendukung tujuan Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kompetensi peserta didik secara optimal.


Dengan pemahaman yang baik mengenai jenis aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran, pendidik dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih efektif untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan kolaboratif bagi siswa.