Review Once Upon A KATAMARI — Gulung Dunia Sekaligus Tawa Bersama Sang Pangeran Mini

Kamu suka game yang unik dan penuh warna? Kalau iya, Once Upon A KATAMARI mungkin bisa jadi pilihan seru buat dicoba! Game ini menawarkan pengalaman bermain yang nggak biasa, dengan konsep yang lucu dan gameplay yang bikin ketagihan.

Buat yang belum tahu, Once Upon A KATAMARI adalah bagian dari seri Katamari yang legendaris, di mana kamu akan mengendalikan bola raksasa yang bisa “menggulung” segala macam objek di sekitarnya. Semakin besar bola itu, semakin banyak barang yang bisa dikumpulkan!

Banyak orang yang jatuh cinta dengan keseruan dan keunikannya, jadi nggak heran kalau game ini masih terus mendapat perhatian. Dari desain yang penuh warna hingga musik yang catchy, Once Upon A KATAMARI punya daya tarik tersendiri yang bikin kamu betah main berlama-lama. Nah, dalam review kali ini, kita bakal bahas lebih dalam tentang gim ini, fitur-fitur menarik, dan apakah game ini bisa jadi pilihan yang tepat buat kamu yang mencari pengalaman bermain yang beda dari yang lain.

Bandai Namco kembali hadir dengan sesuatu yang tidak pernah gagal bikin gamer tersenyum heran — sebuah game absurd tapi adiktif berjudul “Once Upon A KATAMARI.”
Sebagai kelanjutan dari seri legendaris Katamari Damacy, game ini sekali lagi membuktikan bahwa konsep yang terdengar konyol bisa berubah menjadi pengalaman bermain yang penuh pesona, warna, dan humor tak masuk akal.

Review Once Upon A KATAMARI

Bagi yang belum tahu, seri Katamari selalu punya formula yang sama namun tak pernah membosankan: kamu bermain sebagai makhluk kecil bernama The Prince, yang bertugas menggulung segala benda di dunia menggunakan bola ajaib bernama katamari. Semakin banyak benda yang menempel, semakin besar bola itu — sampai akhirnya kamu bisa menggulung manusia, bangunan, bahkan benua!

Nah, di Once Upon A KATAMARI, Bandai Namco membawa konsep klasik ini ke level yang lebih kreatif dengan sentuhan naratif yang memadukan dongeng lintas zaman, dunia penuh warna, dan elemen gameplay baru yang memperkaya pengalaman lama.

Game ini bukan hanya nostalgia bagi penggemar lama Katamari Damacy, tapi juga pintu masuk sempurna bagi pemain baru yang ingin mencicipi keanehan khas Jepang yang memesona ini.

Story — Dongeng Kosmos yang Absurd

Ceritanya, King of All Cosmos — sang raja flamboyan yang satu ini memang nggak pernah lepas dari masalah. Dalam kisah Once Upon A KATAMARI, sang raja lagi-lagi bikin ulah dengan menghancurkan Bumi dan bintang-bintang di langit karena “eksperimen kosmik” yang gagal total.

Siapa yang harus memperbaiki kekacauan ini? Ya, siapa lagi kalau bukan The Prince, anak kecil berwajah datar yang sudah jadi korban tugas absurd sejak game pertama.

Namun kali ini, petualangannya tak sekadar mengembalikan bintang di langit. The Prince harus berkelana melintasi waktu dan dimensi, dari zaman Edo di Jepang, era koboi Wild West, sampai zaman purba tempat dinosaurus masih bebas berkeliaran. Setiap era punya gaya visual, objek unik, dan karakter NPC yang semakin aneh seiring waktu berjalan.

Uniknya, meskipun tidak ada dialog teks maupun suara yang panjang, game ini mampu menyampaikan cerita dengan animasi slapstick dan ekspresi wajah karakter yang kocak. Semua komunikasi berlangsung lewat gestur dan bunyi-bunyian yang lebay, tapi justru di situlah daya tariknya.

Bandai Namco tahu betul bahwa Katamari bukan tentang plot yang serius — ini tentang keanehan yang menghibur. Tiap cutscene pendeknya bisa bikin kamu senyum-senyum sendiri, entah karena ekspresi raja yang hiperaktif atau The Prince yang pasrah menghadapi omelan ayahnya.

Secara tematik, Once Upon A KATAMARI mengusung ide tentang “memperbaiki dunia lewat kekacauan.” Meski absurd, ia menyentuh dengan cara yang unik — setiap benda yang digulung jadi bagian dari harmoni baru alam semesta.


Gameplay — Gulung, Gulung, dan Gulung Lagi

Gameplay utama Once Upon A KATAMARI masih berpegang pada inti seri Katamari: menggulung benda sebanyak mungkin dengan bola lengket ajaib.
Kamu memulai dari benda-benda kecil seperti klip kertas dan pensil, lalu beranjak ke kucing, manusia, mobil, dan pada akhirnya — dinosaurus atau bahkan gunung!

Namun jangan salah, meski sederhana di permukaan, Once Upon A KATAMARI punya sistem gameplay yang lebih kaya dibanding pendahulunya.
Setiap tahap atau stage kini punya misi dan batasan unik:

  • Ada misi berbatas waktu di mana kamu harus mencapai ukuran tertentu dalam 5 menit.
  • Ada juga misi khusus di mana kamu hanya boleh menggulung benda tertentu, misalnya makanan atau benda logam.
  • Bahkan ada level di mana kamu punya batas maksimum benda yang boleh menempel, sehingga kamu harus berhitung matang sebelum asal gulung.

Kombinasi misi seperti ini membuat permainan terasa lebih strategis. Tidak bisa lagi asal dorong bola tanpa mikir — kamu perlu memilih rute efisien, mencari objek sesuai target, dan memanfaatkan booster seperti magnet, radar, atau roket.

Salah satu fitur baru yang menonjol adalah “Era Shift”, di mana kamu bisa berpindah antar-zaman secara dinamis di dalam satu stage. Misalnya, kamu mulai di zaman modern, tapi setelah menggulung benda tertentu, portal waktu muncul dan kamu dilempar ke masa samurai. Ini bukan hanya efek visual — objek dan tantangan juga berubah drastis.

Yang menarik, kontrol bola katamari tetap mempertahankan “kekonyolan khasnya.” Kadang sulit dikendalikan, kadang terlalu sensitif, tapi justru di situlah keseruannya.
Ada rasa clumsy yang membuat setiap keberhasilan terasa seperti kemenangan besar. Saat bola tumbuh besar dan mulai menggulung segalanya tanpa ampun, rasa puasnya sungguh luar biasa.


Fitur & Mode Permainan

Selain mode cerita utama, Once Upon A KATAMARI juga membawa beberapa fitur tambahan yang memperkaya pengalaman:

KatamariBall — Mode Multiplayer Kompetitif

Mode KatamariBall memungkinkan hingga 4 pemain bertanding, baik online maupun lokal. Tujuannya sederhana: siapa yang bisa membuat katamari terbesar dalam waktu terbatas.
Namun, di sini kamu juga bisa menggulung pemain lain untuk memperlambat mereka!
Keseruan dan kekacauannya terasa seperti pesta mini — penuh tawa dan teriakan panik saat bola-bola raksasa saling menabrak.

Customization — The Prince & Cousins

Kamu bisa memilih bermain sebagai The Prince atau salah satu dari Cousins yang lucu dan aneh bentuknya. Setiap karakter bisa dikustomisasi: warna, bentuk kepala, ekspresi wajah, hingga aksesori konyol seperti helm nanas atau kacamata bintang.

Collectible Gallery

Bagi penggemar eksplorasi, game ini punya galeri koleksi berisi ribuan objek yang pernah kamu gulung. Tiap objek punya deskripsi lucu dan trivia aneh — semacam ensiklopedia dunia absurd Katamari.


Visual & Grafis — Warna-Warni Kegilaan

Secara visual, Once Upon A KATAMARI mempertahankan gaya khas seri Katamari: blocky, geometris, tapi memukau. Dunia dalam game dipenuhi warna mencolok yang berpadu harmonis, dari pastel lembut sampai neon yang menyala.

Setiap era punya palet warna unik — zaman Edo bernuansa merah keemasan, Wild West penuh coklat debu, sementara zaman purba dikuasai hijau liar dan biru tua.
Transisi antar-zaman dilakukan dengan efek “lipatan buku cerita,” seolah kamu membuka halaman dongeng baru setiap kali berpindah dunia.

Meskipun animasi NPC-nya sengaja dibuat kaku dan aneh, justru itu yang jadi identitas Katamari. Gerakan robotik manusia yang panik saat digulung malah bikin ngakak. Bandai Namco tahu kapan harus serius, dan kapan harus sepenuhnya menyerah pada keanehan.

Efek partikel dan pencahayaan kini juga jauh lebih halus. Saat katamari tumbuh besar, bayangan benda-benda yang menempel ikut berubah — memberi sensasi skala yang nyata meski tampilannya kartunis.


Audio & Musik — J-Pop Enerjik dan Bunyi “Pecik-Pecik”

Kalau ada satu aspek yang benar-benar menonjol, itu adalah musik.
Soundtrack Once Upon A KATAMARI bagaikan pesta telinga: kombinasi J-Pop, jazz, techno, dan orkestra eksperimental yang disusun dengan gaya khas Katamari.

Setiap stage punya lagu tema unik — dari enka Jepang klasik hingga disco futuristik. Semua diaransemen dengan sentuhan humor dan semangat yang bikin kepala ikut bergoyang.

Dan jangan lupakan efek suaranya!

  • Saat menggulung benda besar, muncul bunyi “boink!” yang lucu.
  • Saat manusia tertangkap, mereka menjerit dramatis.
  • Dan tentu saja, suara khas King of All Cosmos: campuran DJ dan alien yang ngomong pakai efek turntable — “pecik pecik pecik!” — sulit dijelaskan tapi dijamin bikin ketawa.

Game ini juga tahu kapan harus hening. Di beberapa momen tertentu, musik berhenti sejenak, hanya menyisakan suara gulungan bola yang lembut. Momen seperti ini memberi ruang bagi pemain untuk menikmati absurditas yang tenang — sesuatu yang jarang dimiliki game sejenis.


Kontrol & Performa

Kontrol Katamari memang sengaja dibuat “aneh tapi konsisten.”
Kamu menggerakkan bola dengan kedua analog stick: kiri untuk mendorong, kanan untuk mengarahkan. Di awal terasa kikuk, tapi begitu terbiasa, kamu akan menemukan ritme unik yang mirip menari.

Game ini berjalan mulus di semua platform utama — PlayStation 5, Xbox Series X, dan PC — dengan frame rate stabil 60 FPS.
Efek partikel dan fisika benda juga lebih realistis dibanding seri sebelumnya, tanpa mengorbankan gaya visual khasnya.

Namun ada satu hal yang banyak pemain komplain (dan penulis setuju): pop-up message dari King of All Cosmos sering muncul di tengah layar saat sedang fokus menggulung. Kadang menutupi pandangan, bikin panik di level berbatas waktu.
Lucu? Iya. Tapi juga bikin pengen cubit raja kosmosnya.


8. Kesimpulan — Gulung Dunia, Gulung Masalah

Once Upon A KATAMARI adalah bukti bahwa Bandai Namco masih tahu cara membuat game yang aneh tapi menawan.
Dengan menggabungkan gameplay klasik yang solid, visual cerah penuh karakter, serta musik yang luar biasa catchy, game ini berhasil menjadi salah satu rilisan paling menyegarkan tahun ini.

Meski tidak semua orang akan langsung “nyantol” dengan gaya absurdnya, bagi mereka yang mencari pengalaman unik dan ringan, ini adalah game yang sempurna.
Kamu tidak perlu berpikir keras, cukup gulung segalanya dan biarkan dunia jadi bola raksasa warna-warni.

Dan entah kenapa, di balik semua kekonyolannya, game ini justru membawa pesan positif: bahwa kekacauan pun bisa jadi indah kalau dilihat dari sudut yang tepat.


Skor Akhir

AspekPenilaian
Cerita8.0 / 10
Gameplay8.5 / 10
Visual8.3 / 10
Musik9.5 / 10
Kontrol7.8 / 10
Replayability8.7 / 10
Total Skor8.4 / 10 (84%)

+ Kelebihan

✅ Cerita absurd tapi lucu
✅ Gameplay klasik yang masih segar
✅ Musik luar biasa enerjik
✅ Visual penuh warna dan gaya unik
✅ Mode multiplayer seru

– Kekurangan

❌ Pop-up notifikasi raja sering ganggu
❌ Kontrol agak licin untuk pemain baru


Penutup

Pada akhirnya, Once Upon A KATAMARI adalah perayaan kegilaan dalam bentuk paling menyenangkan.
Ia mengajak kita berhenti sejenak dari game serius penuh kekerasan, dan mengingat bahwa video game juga bisa sekadar “kocak tapi bermakna.”

Kalau kamu suka game ringan, penuh warna, dengan humor khas Jepang dan musik yang bisa bikin kamu joget di kursi — maka jangan pikir dua kali.
Gulung terus, Pangeran.