

Soal Lengkap: Umpamakan Saudara adalah seorang manajer di sebuah perusahaan teknologi yang sedang mengalami pertumbuhan pesat.
Tim Saudara terdiri dari 10 orang, dan belakangan ini beberapa anggota tim mengeluhkan gejala stres seperti kelelahan emosional, sulit konsentrasi, dan penurunan produktivitas.
Setelah melakukan survei internal, Saudara menemukan bahwa penyebab utamanya adalah:
Beban kerja berlebihan karena proyek mendadak dan tenggat waktu yang ketat.
Komunikasi tidak jelas antar-divisi, menyebabkan tugas tumpang tindih.
Kurangnya apresiasi atas kontribusi karyawan.
Berdasarkan paparan diatas, Saudara diminta untuk :
1. Menganalisis akar permasalahan stres di tim Saudara
2. Merekomendasikan solusi untuk mengurangi dampak dari stres tersebut. Serta berikan sumber referensi nya
Referensi Jawaban:
Sebagai manajer di sebuah perusahaan teknologi yang sedang mengalami pertumbuhan pesat, menghadapi stres di tim merupakan tantangan penting. Tim yang terdiri dari 10 orang menunjukkan gejala stres berupa kelelahan emosional, sulit konsentrasi, dan penurunan produktivitas. Kondisi ini dapat memengaruhi kinerja individu maupun keseluruhan tim jika tidak segera ditangani.
Berdasarkan survei internal, terdapat tiga penyebab utama stres dalam tim:
Beban Kerja Berlebihan dan Tenggat Waktu Ketat
Proyek mendadak dengan deadline yang singkat menyebabkan karyawan bekerja melebihi kapasitas normal.
Kelelahan fisik dan mental muncul karena jam kerja panjang dan tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Komunikasi Antar-Divisi yang Tidak Jelas
Kurangnya koordinasi antar-divisi menyebabkan tugas tumpang tindih dan ketidakjelasan tanggung jawab.
Situasi ini menimbulkan kebingungan, konflik, dan stres tambahan karena karyawan merasa tidak dihargai atau tidak diakui kontribusinya.
Kurangnya Apresiasi atas Kontribusi Karyawan
Pengakuan dan penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan karyawan sangat memengaruhi motivasi dan kepuasan kerja.
Karyawan yang merasa kontribusinya diabaikan cenderung mengalami demotivasi dan stres psikologis.
Akar permasalahan stres ini dapat dikategorikan menjadi faktor beban kerja, komunikasi, dan pengakuan. Memahami ketiga faktor ini penting untuk merancang intervensi yang efektif.
Beberapa langkah dapat diterapkan untuk mengurangi stres di tim:
Manajemen Beban Kerja
Evaluasi prioritas proyek dan alokasikan sumber daya secara lebih realistis.
Pertimbangkan penjadwalan proyek yang lebih fleksibel dan distribusi tugas yang merata.
Terapkan sistem rotasi atau pembagian tugas untuk mengurangi beban berlebihan pada individu tertentu.
Meningkatkan Komunikasi dan Koordinasi
Adakan pertemuan rutin antar-divisi untuk klarifikasi tanggung jawab dan status proyek.
Gunakan platform komunikasi internal yang terstruktur agar informasi mudah diakses dan diperbarui.
Tetapkan SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas untuk menghindari tumpang tindih tugas.
Memberikan Apresiasi dan Dukungan
Berikan penghargaan formal dan informal atas kontribusi karyawan, seperti pujian, bonus, atau pengakuan di rapat tim.
Ciptakan budaya kerja yang mendukung kesejahteraan mental, misalnya dengan memberikan cuti singkat atau sesi relaksasi.
Fasilitasi pelatihan manajemen stres dan pengembangan soft skill untuk meningkatkan kemampuan coping tim.
Monitoring dan Evaluasi Berkala
Lakukan survei kepuasan dan tingkat stres secara berkala untuk memantau efektivitas intervensi.
Ambil tindakan korektif bila muncul indikasi stres baru atau beban kerja meningkat secara tiba-tiba.
Stres di tim perusahaan teknologi bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah organisasi yang memengaruhi produktivitas dan kualitas pekerjaan. Penyebab utama berasal dari beban kerja berlebihan, komunikasi yang tidak jelas, dan kurangnya apresiasi terhadap karyawan. Dengan manajemen beban kerja yang tepat, komunikasi yang efektif, apresiasi terhadap kontribusi karyawan, serta monitoring berkala, stres dapat diminimalkan dan kinerja tim meningkat.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational Behavior. Pearson.
Greenberg, J., & Baron, R. A. (2018). Behavior in Organizations. Pearson.
Quick, J. C., & Henderson, D. F. (2016). Occupational Stress: Preventing Suffering, Enhancing Wellbeing. International Journal of Environmental Research and Public Health, 13(5), 459.
Luthans, F. (2015). Organizational Behavior: An Evidence-Based Approach. McGraw-Hill Education.
Disclaimer:
Seluruh konten yang dipublikasikan di DomainJava ditujukan untuk tujuan informasi dan edukasi. Kami tidak menyarankan maupun mendukung akses ke tautan yang melanggar hukum atau kebijakan yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas pada:
Catatan Penting:
DomainJava tidak bertanggung jawab atas tindakan pengguna setelah mengakses tautan eksternal yang disertakan dalam postingan. Kami menganjurkan pengguna untuk selalu berhati-hati dan bertindak secara bijak, serta memastikan bahwa setiap aktivitas online dilakukan secara legal dan bertanggung jawab.
Jika Anda menemukan tautan yang mencurigakan atau tidak sesuai, silakan hubungi kami melalui halaman kontak untuk peninjauan lebih lanjut.