Berikut penjelasan lengkap dan mudah dipahami tentang Matriks Daya Tarik Industri (MDTI) dan bagaimana cara menyusunnya
Pengertian Matriks Daya Tarik Industri (MDTI)
Matriks Daya Tarik Industri (MDTI) atau Industry Attractiveness Matrix adalah alat analisis strategi portofolio bisnis yang digunakan untuk menilai posisi dan prospek suatu unit bisnis atau produk dalam suatu industri.
Tujuan utamanya adalah untuk membantu manajemen menentukan prioritas investasi — apakah suatu unit bisnis perlu dikembangkan, dipertahankan, atau bahkan dilepaskan, berdasarkan daya tarik industri dan kekuatan bisnis internal perusahaan.
MDTI banyak digunakan dalam perencanaan strategis perusahaan yang memiliki banyak lini bisnis atau produk (multi-business company). Matriks ini merupakan pengembangan dari model GE–McKinsey Matrix, yang lebih kompleks dibandingkan Matriks BCG.
⚙️ Komponen Utama MDTI
MDTI disusun berdasarkan dua dimensi utama:
-
Daya Tarik Industri (Industry Attractiveness)
→ Menggambarkan seberapa menarik industri tersebut untuk dimasuki atau dipertahankan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:
-
Kekuatan Bisnis (Business Strength)
→ Menggambarkan posisi kompetitif atau kemampuan unit bisnis perusahaan dibandingkan pesaing.
Faktor yang mempengaruhi:
Langkah-Langkah Penyusunan MDTI
1. Menentukan Faktor Penilaian
Tentukan indikator untuk masing-masing dimensi:
-
Untuk daya tarik industri, bisa digunakan faktor seperti: potensi pertumbuhan, margin keuntungan, atau stabilitas pasar.
-
Untuk kekuatan bisnis, bisa digunakan faktor seperti: pangsa pasar relatif, keunggulan teknologi, dan kekuatan merek.
2. Memberikan Bobot (Weight)
Setiap faktor diberi bobot sesuai tingkat kepentingannya (biasanya 0–1 atau 0–100%).
Contoh:
3. Menilai Setiap Unit Bisnis (Rating)
Beri skor (misalnya dari 1–5) untuk setiap faktor berdasarkan kondisi nyata perusahaan.
Contoh:
4. Menghitung Nilai Tertimbang (Weighted Score)
Kalikan bobot dengan skor masing-masing faktor, lalu jumlahkan untuk memperoleh skor total daya tarik industri dan kekuatan bisnis.
5. Memetakan ke Dalam Matriks
Plot hasil skor ke dalam Matriks 3x3 seperti berikut:
|
Kekuatan Bisnis Rendah |
Kekuatan Bisnis Sedang |
Kekuatan Bisnis Tinggi |
| Daya Tarik Rendah |
Lepas / Divestasi |
Selektif |
Pilih Investasi |
| Daya Tarik Sedang |
Selektif |
Pertahankan |
Tumbuh |
| Daya Tarik Tinggi |
Selektif |
Tumbuh |
Investasi / Prioritas Utama |
Interpretasi dan Pengambilan Keputusan
Setelah unit bisnis ditempatkan dalam matriks:
-
Kuadran Atas-Kanan (Tinggi–Tinggi) → Unit bisnis ini ideal untuk diprioritaskan dan diinvestasikan lebih lanjut karena industri menarik dan perusahaan memiliki kekuatan kuat.
-
Kuadran Tengah (Sedang–Sedang) → Unit bisnis perlu dipertahankan atau dikembangkan secara selektif.
-
Kuadran Bawah-Kiri (Rendah–Rendah) → Unit bisnis sebaiknya dilepas (divestasi) atau dikelola secara efisien tanpa investasi besar.
Contoh Kasus Sederhana
Misalnya, PT Sinar Maju Group memiliki tiga unit bisnis:
-
Makanan Ringan
-
Minuman Kesehatan
-
Produk Plastik
Setelah dilakukan analisis:
-
Makanan Ringan: Daya tarik tinggi, kekuatan bisnis tinggi → Investasi Prioritas
-
Minuman Kesehatan: Daya tarik sedang, kekuatan bisnis sedang → Pertahankan
-
Produk Plastik: Daya tarik rendah, kekuatan bisnis rendah → Divestasi
Kesimpulan
Matriks Daya Tarik Industri (MDTI) adalah alat penting dalam analisis portofolio bisnis yang membantu manajemen:
-
Menentukan prioritas investasi,
-
Mengalokasikan sumber daya secara optimal, dan
-
Mengambil keputusan strategis tentang pertumbuhan atau divestasi unit bisnis.
Dengan menyusun MDTI secara sistematis—melalui identifikasi faktor, pemberian bobot, penilaian, dan pemetaan dalam matriks—organisasi dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai posisi strategis tiap unit bisnisnya.