0 Suara
lalu oleh (4.4rb Poin)
Menurut Anda, Gambaran Penerapan CASEL dalam Pembelajaran Sosial Emosional di Kelas Seperti Apa?

1 jawaban

0 Suara
lalu oleh (4.4rb Poin)

Menurut Anda, Gambaran Penerapan CASEL dalam Pembelajaran Sosial Emosional di Kelas Seperti Apa?

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan semakin menekankan pentingnya pembelajaran sosial emosional (Social and Emotional Learning / SEL) sebagai bagian dari proses pendidikan yang utuh. Salah satu kerangka kerja yang paling banyak digunakan secara global dalam mengembangkan SEL adalah CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning).

CASEL memberikan panduan sistematis tentang bagaimana sekolah dapat membantu siswa mengembangkan kesadaran diri, mengelola emosi, membangun hubungan positif, dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Namun, bagaimana sebenarnya gambaran penerapan kerangka CASEL ini di ruang kelas?


Lima Kompetensi Inti dalam Kerangka CASEL

Menurut CASEL (2020), pembelajaran sosial emosional berfokus pada lima kompetensi inti yang saling berhubungan, yaitu:

  1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)
    Kemampuan memahami perasaan, nilai, dan kekuatan diri.
    Contoh di kelas: siswa diajak menuliskan perasaan mereka di awal pelajaran atau merefleksikan hal yang membuat mereka bangga minggu ini.

  2. Manajemen Diri (Self-Management)
    Kemampuan mengelola emosi, pikiran, dan perilaku untuk mencapai tujuan.
    Contoh di kelas: guru membantu siswa mengatur strategi belajar, menetapkan target pribadi, atau menggunakan teknik pernapasan ketika stres.

  3. Kesadaran Sosial (Social Awareness)
    Kemampuan memahami sudut pandang orang lain dan menunjukkan empati terhadap keragaman sosial dan budaya.
    Contoh di kelas: diskusi kelompok tentang menghargai perbedaan atau kegiatan berbagi peran dalam proyek kolaboratif.

  4. Keterampilan Berelasi (Relationship Skills)
    Kemampuan membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan positif.
    Contoh di kelas: guru mengajarkan cara berkomunikasi asertif, menyelesaikan konflik dengan cara damai, dan bekerja sama dalam tim.

  5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making)
    Kemampuan membuat pilihan yang etis dan beralasan berdasarkan standar sosial, keselamatan, dan kesejahteraan diri serta orang lain.
    Contoh di kelas: siswa diajak menganalisis konsekuensi dari pilihan mereka dalam skenario tertentu, seperti “Bagaimana jika kamu melihat temanmu dibully?”


Gambaran Penerapan CASEL dalam Pembelajaran di Kelas

Penerapan CASEL di kelas dapat dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar akademik maupun kegiatan harian. Berikut gambaran nyata penerapannya:

1. Rutinitas Sosial Emosional di Awal dan Akhir Pembelajaran

Guru dapat memulai kelas dengan kegiatan seperti “check-in emosional” — misalnya, siswa menempelkan emotikon sesuai suasana hati mereka hari itu. Di akhir pelajaran, dilakukan refleksi: “Apa hal terbaik yang kamu pelajari hari ini?”
Kegiatan sederhana ini membantu menumbuhkan kesadaran diri dan refleksi emosional.

2. Integrasi SEL dengan Mata Pelajaran

CASEL tidak berdiri sendiri, tetapi dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran.
Contoh:

  • Dalam Bahasa Indonesia, siswa menulis jurnal reflektif tentang pengalaman sosial.

  • Dalam IPS, siswa belajar empati dengan memahami isu sosial di masyarakat.

  • Dalam IPA, siswa belajar tanggung jawab dalam proyek lingkungan.

3. Pembelajaran Kolaboratif

Guru dapat menggunakan pendekatan cooperative learning yang melatih kerja sama dan komunikasi. Misalnya, dalam proyek kelompok, guru menilai tidak hanya hasil akademik, tetapi juga proses interaksi dan kemampuan berelasi siswa.

4. Modeling oleh Guru

Guru berperan sebagai teladan utama dalam menunjukkan perilaku sosial-emosional positif.
Misalnya, guru menunjukkan cara mengelola emosi saat menghadapi kesalahan siswa, atau meminta maaf ketika membuat kekeliruan.
Tindakan sederhana ini memperkuat nilai empati dan kejujuran di kelas.

5. Pendekatan Restoratif dan Reflektif

Alih-alih menghukum siswa secara langsung, guru dapat menggunakan pendekatan restoratif, yaitu mengajak siswa memahami dampak dari perilakunya dan memperbaikinya.
Contoh: ketika ada konflik antarsiswa, guru memfasilitasi dialog agar mereka dapat saling memahami dan mencari solusi bersama.


Peran Guru dalam Penerapan CASEL

Agar penerapan CASEL efektif, guru perlu berperan sebagai:

  • Fasilitator emosional: menciptakan lingkungan yang aman dan suportif.

  • Teladan perilaku positif: memperlihatkan empati, kesabaran, dan kejujuran.

  • Pengamat dan pembimbing: membantu siswa mengenali dan mengelola perasaannya.

  • Kolaborator: bekerja sama dengan guru lain dan orang tua untuk memastikan konsistensi penguatan nilai sosial-emosional.


Kesimpulan

Menurut saya Gambaran penerapan CASEL dalam pembelajaran sosial emosional di kelas mencerminkan pendekatan yang humanis dan holistik, di mana siswa tidak hanya belajar akademik, tetapi juga belajar menjadi manusia yang sadar diri, peduli, dan bertanggung jawab.

Ketika guru menerapkan lima kompetensi inti CASEL secara konsisten, suasana kelas akan menjadi lebih positif, kolaboratif, dan mendukung tumbuhnya karakter yang kuat — sebuah fondasi penting bagi keberhasilan akademik dan kehidupan sosial siswa di masa depan.

Selamat datang di DomainJava.com tempat Anda dapat mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban dari anggota komunitas lainnya.
...