Pendekatan yang digunakan guru dalam kegiatan menganalisis data statistik kemiskinan dengan menggunakan grafik dan membuat laporan naratif yang menjelaskan penyebab dan dampaknya, mencerminkan integrasi antara literasi membaca dan numerasi kontekstual.
Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya diminta untuk membaca dan memahami informasi dalam bentuk teks naratif (literasi membaca), tetapi juga harus mampu menginterpretasikan data dalam bentuk grafik (numerasi kontekstual). Siswa belajar untuk mengaitkan data statistik dengan fenomena sosial yang ada di sekitar mereka, serta menyusun laporan yang dapat menghubungkan antara angka-angka dan realitas kehidupan (konteks kemiskinan). Ini adalah contoh yang jelas dari penggabungan antara keterampilan literasi membaca (memahami teks dan informasi) dan numerasi yang terkait dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Jadi, jawabannya adalah:
C. Literasi membaca dan numerasi kontekstual
Penjelasan lebih lanjut mengenai pilihan lainnya:
-
A: Literasi digital dan literasi finansial lebih berfokus pada kemampuan menggunakan teknologi digital dan mengelola keuangan, yang tidak menjadi fokus utama dalam soal ini.
-
B: Literasi sains dan literasi lingkungan lebih berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman dalam bidang sains dan isu-isu lingkungan, sedangkan soal ini berfokus pada keterampilan membaca dan numerasi dalam konteks sosial.
-
D: Literasi budaya dan numerasi simbolik lebih mengarah pada pemahaman budaya dan simbol-simbol matematika, yang tidak relevan dengan fokus soal ini.
-
E: Literasi kebangsaan dan literasi data lebih terkait dengan pemahaman terkait identitas kebangsaan dan penggunaan data secara umum, sedangkan soal ini lebih mengarah pada pemahaman teks naratif dan data numerik dalam konteks sosial.
Dengan demikian, pendekatan yang digunakan oleh guru sangat tepat mencerminkan integrasi literasi membaca dan numerasi kontekstual.