Tindakan guru yang memutuskan untuk tidak langsung menghukum, melainkan mengajak seluruh kelas berdiskusi tentang etika digital dan tanggung jawab bermedia sosial mencerminkan penerapan nilai karakter utama D. Integritas dan tanggung jawab sosial.
Penjelasan Tindakan Guru
Dalam situasi pembelajaran daring, ketika seorang siswa membuat komentar negatif tentang teman sekelasnya di grup diskusi, guru menghadapi sebuah masalah yang lebih kompleks daripada sekadar masalah individu. Komentar negatif semacam itu bisa merusak suasana pembelajaran, menciptakan ketegangan sosial, dan berpotensi memperburuk iklim kelas. Namun, alih-alih langsung mengambil langkah hukuman, guru memilih untuk melakukan pendekatan yang lebih konstruktif dan mendidik.
Guru tersebut memilih untuk mengajak siswa berdiskusi tentang etika digital dan tanggung jawab bermedia sosial. Hal ini menunjukkan perhatian terhadap dua nilai karakter utama, yaitu integritas dan tanggung jawab sosial.
-
Integritas:
-
Integritas mencakup sikap jujur dan konsisten dalam berperilaku, serta bertanggung jawab terhadap tindakan sendiri. Dalam hal ini, guru mengajak siswa untuk merenungkan apakah komentar negatif tersebut sesuai dengan prinsip integritas—yaitu berbicara dan bertindak dengan penuh kejujuran dan rasa hormat kepada orang lain, baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya.
-
Dengan menggali lebih dalam mengenai apa yang seharusnya menjadi perilaku yang baik di dunia digital, guru sedang membantu siswa mengembangkan karakter integritas yang tidak hanya berlaku dalam interaksi langsung, tetapi juga dalam perilaku mereka di dunia digital yang lebih luas.
-
Tanggung jawab sosial:
-
Tanggung jawab sosial dalam konteks ini berarti kesadaran untuk bertindak dengan mempertimbangkan dampak dari tindakan seseorang terhadap orang lain dan masyarakat. Dalam dunia digital, tindakan seperti memberikan komentar negatif dapat memiliki dampak yang jauh lebih luas, bahkan bisa mempengaruhi hubungan antarsiswa atau menciptakan atmosfer yang tidak sehat di kelas.
-
Dengan mengajak seluruh kelas untuk berdiskusi tentang etika digital, guru membimbing siswa untuk lebih memahami tanggung jawab mereka dalam berinteraksi di dunia maya. Siswa diajak untuk menyadari bahwa perilaku mereka tidak hanya mencerminkan diri mereka sendiri, tetapi juga berdampak pada orang lain dan dapat memengaruhi iklim sosial di ruang kelas.
Mengapa Tidak Pilih Pilihan Lain?
-
A. Bernalar kritis dan mandiri:
-
Meskipun bernalar kritis dan mandiri sangat penting dalam konteks pembelajaran, tindakan guru yang fokus pada etika digital lebih menekankan pada bagaimana siswa berinteraksi dengan orang lain dan mempertanggungjawabkan perilaku mereka di ruang digital, yang lebih terkait dengan nilai tanggung jawab sosial dan integritas.
-
B. Gotong royong dan integritas:
-
Gotong royong lebih mengarah pada kerjasama dan saling membantu dalam konteks sosial dan tugas bersama. Meskipun penting, hal ini tidak menjadi fokus utama dalam kasus ini, yang lebih berhubungan dengan bagaimana siswa bertindak secara individu dengan penuh integritas dan tanggung jawab sosial di dunia digital.
-
C. Toleransi dan kebinekaan global:
-
Toleransi memang penting dalam konteks keberagaman, namun dalam kasus ini, yang lebih utama adalah masalah integritas pribadi dan tanggung jawab sosial terkait perilaku siswa dalam dunia digital. Diskusi lebih banyak berfokus pada perilaku yang tepat dalam berinteraksi di dunia maya, bukan semata-mata pada perbedaan budaya atau keberagaman.
-
E. Nasionalisme dan kemandirian digital:
Kesimpulan
Tindakan guru ini mencerminkan nilai integritas dan tanggung jawab sosial karena fokusnya adalah mengajak siswa untuk merefleksikan tindakan mereka, memahami dampaknya terhadap orang lain, dan bertanggung jawab atas perilaku mereka di dunia digital. Ini adalah pendekatan yang membimbing siswa untuk tumbuh menjadi individu yang lebih bijaksana, bertanggung jawab, dan penuh integritas dalam menggunakan media sosial dan berinteraksi di dunia maya. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya menyelesaikan masalah langsung, tetapi juga membangun karakter siswa yang lebih baik di masa depan.