Jawaban yang paling tepat adalah:
A. Rotasi pegawai secara berkala antar puskesmas untuk menyeimbangkan beban kerja; tingkatkan jam operasional puskesmas yang underutilized; kampanye promosi untuk mengarahkan pasien ke fasilitas yang lebih lengang.
Penjelasan:
Paket kebijakan ini memberikan intervensi berbasis data yang langsung menanggapi masalah distribusi beban kerja yang tidak merata dan meningkatkan akses layanan dengan cara yang efisien dan berkelanjutan. Mari kita uraikan masing-masing langkah:
-
Rotasi Pegawai Secara Berkala Antar Puskesmas:
Salah satu masalah yang ditemukan adalah ketidakseimbangan beban kerja antar puskesmas. Mengatur rotasi tenaga kesehatan secara berkala akan menyebarkan beban kerja lebih merata di antara puskesmas, mengurangi kelebihan beban di beberapa fasilitas, dan mencegah kelelahan kerja. Ini juga memungkinkan tenaga kesehatan untuk meningkatkan keterampilan mereka di berbagai fasilitas.
-
Tingkatkan Jam Operasional Puskesmas yang Underutilized:
Beberapa puskesmas kurang dimanfaatkan (underutilized), sehingga meningkatkan jam operasional di fasilitas-fasilitas ini akan meningkatkan kapasitas layanan dan mengurangi waktu tunggu di puskesmas yang lebih sibuk. Ini adalah solusi efisien untuk mengatasi penurunan angka kunjungan dan mengurangi kepadatan di beberapa lokasi.
-
Kampanye Promosi untuk Mengarahkan Pasien ke Fasilitas yang Lebih Lengang:
Salah satu cara untuk meratakan beban antar puskesmas adalah dengan mengarahkan pasien ke fasilitas yang lebih lengang. Kampanye promosi yang memberikan informasi kepada masyarakat tentang fasilitas yang lebih sedikit antriannya akan meningkatkan kesadaran dan memungkinkan pengalihan pasien secara sukarela. Ini juga akan membantu dalam mengoptimalkan kapasitas puskesmas yang underutilized tanpa harus menambah anggaran atau membangun fasilitas baru.
Mengapa Pilihan Lain Kurang Tepat:
-
B. Tambah jumlah tenaga kesehatan di puskesmas yang kewalahan dengan mutasi permanen dari puskesmas underutilized; jalankan audit kinerja setiap bulan.
Meskipun menambah tenaga kesehatan bisa menjadi solusi, ini memerlukan biaya tambahan dan perubahan permanen yang dapat mempengaruhi keseimbangan internal dalam jangka panjang. Selain itu, audit kinerja bulanan mungkin lebih berfokus pada pemantauan daripada solusi langsung terhadap masalah distribusi beban kerja yang ada.
-
C. Terapkan sistem rujukan elektronik terpusat untuk mengarahkan pasien otomatis ke fasilitas dengan kapasitas kosong pada hari tertentu; lakukan pelatihan singkat sistem untuk staf.
Meskipun sistem rujukan elektronik bisa membantu dalam mengatur aliran pasien, penerapan sistem baru seperti ini memerlukan waktu, biaya pelatihan, dan perubahan prosedur yang cukup besar. Peningkatan kapasitas di fasilitas yang lebih lengang melalui rotasi pegawai dan jam operasional lebih langsung memberikan dampak dalam waktu yang lebih singkat.
-
D. Bangun puskesmas baru di daerah yang kewalahan untuk menambah kapasitas; rekrut tenaga baru sesuai proyeksi beban populasi.
Membangun puskesmas baru adalah solusi jangka panjang yang memerlukan waktu dan anggaran besar. Ini bisa menjadi pilihan untuk masa depan, namun dalam jangka waktu 9 bulan, opsi ini akan sangat sulit tercapai. Rekrutmen tenaga baru juga membutuhkan waktu pelatihan dan integrasi ke dalam sistem yang sudah ada.
-
E. Luncurkan program digital appointment & triase online tanpa mengubah alokasi tenaga—harapkan pasien mengatur sendiri kunjungan sehingga beban merata.
Sistem janji temu dan triase online memang dapat membantu meratakan beban, namun ini berisiko menambah kesenjangan digital bagi pasien yang mungkin tidak memiliki akses atau kemampuan untuk menggunakan teknologi tersebut. Solusi ini juga tidak langsung menyelesaikan masalah distribusi beban kerja tenaga kesehatan.
Kesimpulan:
Pilihan A adalah yang paling efisien dan berbasis data, karena menanggapi masalah distribusi beban kerja yang tidak merata dengan pendekatan yang terukur dan dapat dilaksanakan dalam waktu singkat, tanpa memerlukan investasi besar atau perubahan sistem yang rumit.