Jawaban yang paling tepat adalah:
C. Mengadakan konferensi pers, menjelaskan secara transparan penyebab kesalahan, langkah korektif yang telah diambil, dan membuka kanal aduan publik untuk verifikasi data penerima bantuan.
Penjelasan:
Sebagai pejabat publik yang bertanggung jawab, langkah komunikasi yang paling tepat dalam situasi ini adalah transparansi dan keterbukaan. Berikut alasan mengapa pilihan ini adalah yang terbaik:
-
Menghadirkan Kepercayaan Publik Melalui Transparansi:
Dalam situasi di mana masyarakat merasa ada kesalahan atau penyalahgunaan dana, transparansi adalah kunci utama untuk mengembalikan kepercayaan publik. Dengan mengadakan konferensi pers, Anda memberikan penjelasan langsung kepada masyarakat tentang penyebab kesalahan yang terjadi, serta langkah-langkah perbaikan yang telah atau akan dilakukan. Ini menunjukkan tanggung jawab dan komitmen Anda untuk memperbaiki situasi.
-
Menjelaskan Langkah Korektif Secara Jelas:
Dengan menyampaikan langkah-langkah korektif yang sudah diambil, Anda menunjukkan bahwa masalah tersebut sedang ditangani secara serius dan tidak diabaikan. Hal ini memberikan kepastian kepada publik bahwa instansi tidak hanya terfokus pada perbaikan internal, tetapi juga pada pencegahan masalah serupa di masa depan.
-
Membuka Kanal Aduan Publik:
Membuka kanal aduan publik untuk memverifikasi data penerima bantuan menunjukkan bahwa Anda siap menerima masukan dan memastikan akurasi informasi. Ini juga memberi masyarakat saluran untuk melaporkan masalah yang mungkin terlewat, sehingga bisa memberikan rasa kontrol kepada publik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pemantauan.
-
Mengurangi Ketegangan di Media Sosial:
Dengan langsung menjelaskan situasi secara terbuka dan responsif, Anda akan mengurangi spekulasi di media sosial dan membatasi pemberitaan negatif yang tidak akurat. Ini adalah cara yang proaktif untuk mengendalikan narasi daripada membiarkan isu berkembang lebih jauh tanpa penjelasan yang jelas dari pihak berwenang.
Mengapa Pilihan Lain Kurang Tepat:
-
A. Membiarkan isu mereda sendiri sambil memperbaiki sistem internal agar tidak muncul lagi.
Diam dan menunggu isu mereda adalah pendekatan yang berisiko tinggi. Isu yang tidak ditangani dengan cepat dan jelas dapat memperburuk persepsi publik dan memperpanjang krisis kepercayaan. Tindakan ini juga dapat mengarah pada asumsi bahwa instansi tidak peduli terhadap keluhan masyarakat.
-
B. Mengeluarkan klarifikasi resmi melalui juru bicara dengan menyalahkan pihak vendor penyedia sistem.
Menyalahkan pihak lain (seperti vendor) dalam klarifikasi bisa menunjukkan kurangnya tanggung jawab instansi Anda terhadap kesalahan yang terjadi. Ini bisa memperburuk citra dan tidak menunjukkan bahwa instansi Anda memiliki kontrol penuh terhadap masalah yang terjadi.
-
D. Melaporkan seluruh akun media sosial yang menyebarkan tuduhan untuk menjaga nama baik instansi.
Melaporkan akun-akun media sosial bisa menambah ketegangan dan membuat instansi terlihat tidak terbuka terhadap kritik. Ini bisa dilihat sebagai tindakan represif dan akan memperburuk reputasi di mata publik, yang justru mengalihkan perhatian dari inti masalah.
-
E. Menginstruksikan bawahan untuk tidak memberikan komentar apa pun kepada media sampai ada keputusan akhir dari pusat.
Menahan informasi atau tidak memberikan komentar dapat menambah keraguan publik dan memperburuk masalah. Dalam situasi seperti ini, publik menginginkan informasi yang jelas dan cepat dari pihak yang berwenang, bukan menunggu keputusan pusat yang belum tentu dapat meredakan krisis kepercayaan dengan cepat.
Kesimpulan:
Langkah C adalah yang paling tepat karena mengedepankan transparansi, komunikasi proaktif, dan penanganan yang terbuka, yang penting untuk mengatasi krisis kepercayaan dan menunjukkan bahwa instansi Anda bertanggung jawab atas masalah yang terjadi.